'Lima menit lagi.' Sontak mungkin ini yang terpikir saat Anda terbangun dari tidur berkat alarm dan menekan tombol 'Snooze'.
Keberadaan alarm membantu orang untuk bangun tepat waktu. Namun, kemudian hadir tombol 'Snooze' yang seolah memberikan bonus jam tidur.
Menunda waktu bangun tidur terdengar menyenangkan, tetapi menekan tombol 'Snooze' rupanya bisa membawa dampak buruk buat kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada dasarnya, tubuh memerlukan waktu untuk membuat Anda siap bangun. Sebagaimana dilansir dari Greatist, saat kita bangun secara alami, tubuh mulai 'reboot' sekitar satu jam sebelum mata terbuka.
Otak akan mengirimkan sinyal untuk melepas hormon seperti kortisol dan adrenalin, suhu tubuh meningkat, dan Anda masuk ke tidur yang lebih ringan saat bersiap untuk bangun. Alarm pertama berbunyi, Anda menekan tombol 'Snooze' dan tubuh berpikir untuk tidak melakukan apa-apa lalu diam.
Rafael Pelayo, sleep specialist di Stanford University Sleep Medicine Center, berkata saat alarm berbunyi untuk kedua kalinya, tubuh dan otak terkejut. Akibatnya, Anda merasa pusing dan linglung atau kerap disebut inersia tidur.
Dikutip dari Huffington Post, semakin sering menekan tombol 'Snooze', semakin bingung tubuh dan otak Anda. Kepala pusing dan tubuh terasa makin lelah meski semalam sudah cukup tidur.
Selain tombol 'Snooze' inersia tidur bisa disebabkan kurang tidur, perubahan waktu tidur, tidur siang terlalu lama (lebih dari 20 menit) dan gangguan tidur.
Oleh karena itu, sebaiknya mulai sekarang Anda menghindari tombol 'Snooze' dengan beberapa cara berikut.
Atur jam bangun yang kira-kira realistis dan tidak berpotensi membuat Anda ingin tidur lagi. Tempatkan alarm agak jauh dari kasur sehingga memaksa tubuh untuk langsung bangun saat alarm pertama kali berbunyi.
Jika Anda cukup hobi menunda bangun tidur dengan tombol 'Snooze', coba kurangi perlahan dari menunda 30 menit, menjadi 20 menit atau kurang.
Untuk dampak jangka panjang, coba perbaiki kebiasaan tidur mulai dari tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari. Di antaranya dengan berjemur agar jam biologis tubuh sinkron dengan siklus siang-malam, menghindari kafein jelang jam tidur, tidur siang maksimal 20 menit, juga membiasakan diri berolahraga untuk mitigasi stres dan cemas.
(els/agn)