LANCONG SEMALAM

Thrifting hingga Cicip Kuliner Legendaris di Pasar Baru

Yulia Adiningsih | CNN Indonesia
Minggu, 04 Apr 2021 13:50 WIB
Passer Baroe (Pasar Baru) selalu menarik untuk dikunjungi. Ada banyak tempat belanja sampai tempat makan legendaris di sini.
Pintu masuk Pasar Baru dengan gapura besar bertuliskan 'Passer Baroe'. (CNN Indoensia/ Adhi Wicaksono)

Bakmi Gang Kelinci

Tak terasa lebih dari dua jam saya menghabiskan waktu di dua tempat itu. Perut mulai menimbulkan kegaduhan seakan penuh teriakan 'lapar, lapar, lapar'.

Saya keluar menyusuri Pasar Baru dan belok ke gang kecil bernama Gang Kelinci. Hanya butuh berjalan kaki sekitar lima menit dari Harco, saya sudah sampai di tempat makan Bakmi Gang Kelinci.

Betul sekali, tempat makan ini merupakan awal mula restoran dengan nama sama yang kini banyak hadir di pusat perbelanjaan modern.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Restoran aslinya cukup luas. Semua kursi terisi penuh. Selama pandemi satu meja hanya boleh diisi oleh maksimal dua orang.

Menu makanannya beragam, ada belasan menu bakmi dan puluhan menu non bakmi. Saya pesan Bakmi Spesial.

Setelah saya cicipi betul saja rasanya sedap. Di bakmi itu ada topping ayam dan jamur. Saya aduk agar rasanya merata. Setelah saya coba lagi, rasanya semakin enak, apalagi disantap saat sedang lapar-laparnya.

Rasa kaldunya gurih, mungkin karena tercampur dengan kaldu jamur. Tekstur mie-nya juga tak terlalu lembek dan keras sehingga enak untuk dikunyah.

Untuk makan bakmi enak ini, uang yang dikeluarkan tak lebih dari Rp30 ribu.

Bakmi Gang Kelinci. Jakarta, 31 Maret 2021Bakmi Gang Kelinci. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Cakue Ko Atek

Sehabis makan Bakmi Gang Kelinci, rasanya sayang jika tak jajan yang lain di Pasar Baru. Tak jauh dari bakmi gang kelinci, saya membeli cakue yang terkenal paling enak di Pasar Baru yaitu Cakue Ko Atek.

Cakue Ko Atek ini sudah ada sejak 1971 dan berlokasi di Jalan Belakang Kongsi Nomor 31.

Selain cakue, ada juga kue bantal. Kedua makanan ini terasa lebih enak karena digoreng menggunakan minyak kelapa murni.

Cakue Ko Atek. Jakarta, 31 Maret 2021. CNN Indonesia/ Adhi WicaksonoCakue Ko Atek. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)

Restoran Tropic

Keluar dari Gang Kelinci, saya berjalan sekitar enam menit sampai ke depan restoran yang juga tak kalah legendaris.

'Tropic, Ice Cream Palace' tertulis di kaca restoran itu. Dari luar restoran itu tampak sepi, hanya ada beberapa remaja sedang menyantap es krim.

Saya pun masuk dan ikut memesan es krim. Es krim dari Restoran Tropic dianggap melegenda sebab sudah ada sejak tahun 1960-an dan masih diminati sampai sekarang.

Saya mencoba rasa green tea dan tiramisu. Rasanya manis, apalagi ditambah topping waffel yang juga manis. Bagi orang yang suka manis, es krim ini cocok. Selain itu juga menyegarkan.

Restoran Tropik, Pasar Baru. Jakarta, 31 Maret 2021Restoran Tropic. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Toko Sepatu Sin Lie Seng

Hampir saja terlewatkan, toko sepatu legendaris di Pasar Baru yaitu Sin Lie Seng. Meski tertulis sejak 1943, sesungguhnya toko ini sudah ada sejak tahun 1920-an.

Toni Cahyadi, pemilik generasi ketiga Sin Lie Seng bercerita, tahun 1920-an kakeknya masih menyewa bangunan untuk berdagang dan baru bisa membelinya tahun 1943. Oleh sebab itu yang ditulis di kemasan-kemasan produknya tahun 1943.

Dari mulai awal berdiri sampai sekarang toko sepatu miliknya tak pernah sepi. Sekalipun disergap pandemi. Para pelanggannya dari Sabang sampai Meraoke tetap membeli produknya lewat daring.

Produk andalan Sin Lie Seng adalah sepatu kulit. Mulai dari Haji Lulung, Fauzi Bowo, sampai Soesilo Bambang Yudhoyono berlangganan sepatu kulit buatannya.

Bahkan, dulu, kata Toni, Presiden Soekarno juga merupakan salah satu pelanggan setia.

Toko Sepatu Sin Lie Seng, Pasar Baru. Jakarta, 31 Maret 2021Toko Sepatu Sin Lie Seng. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Sin Lie seng banyak diminati sebab bahan yang dipakai di keseluruhan sepatu adalah kulit sapi asli.

"Ini sampai dalam juga kulit sapi semua," ucap Toni.

Toni bercerita, rahasia sepatunya tetap eksis puluhan tahun. Baginya, mempunyai toko sepatu bukan hanya menjual tapi harus mengerti dan menjadi 'tukang' sepatu. Ia memastikan setiap detail dan kualitas dari sepatu yang diproduksinya.

Dengan kualitas yang tidak 'ecek-ecek'. Harga yang ia jual pun cukup terjangkau yaitu kisaran Rp400-700 ribu saja.

Selain itu, rahasia lainnya adalah bergerak mengikuti zaman. Sebagaimana makna dari Sin Lie Seng. Sin berarti baru, Lie berarti inovasi dan Seng berarti selalu menang.

Di toko ini, berbagai jenis sepatu kulit ada, mulai dari pantofel formal, sneakers, sampai sepatu koboi ada.

Jam di handphone sudah menunjukkan pukul 17.00 sore, meski ingin berlama-lama melihat-lihat sepatu Sin Lie Seng, saya harus menyudahinya.

Semua toko di Pasar Baru harus tutup sebelum pukul 18.00 malam. Saya baru sadar, ternyata mengubek-ubek Pasar Baru sehari pun masih tak cukup. 

(ard)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER