Masjid Nabawi, Karya Arsitektur Nabi Muhammad di Madinah

CNN Indonesia
Sabtu, 10 Apr 2021 17:30 WIB
Masjid Nabawi menjadi karya arsitektur Nabi Muhammad SAWA di Madinah. Masjid ini juga sempat mengalami kebakaran.
Masjid Nabawi. (ANTARA FOTO/Ismar Patrizki)

Selama masa pemerintahan Khalifah Uthman pada 29 H (650 M), kapasitas Masjid Nabawi dirasa terlalu kecil, jadi dia berkonsultasi dengan sahabat Nabi untuk mengembangkannya dan mereka menganggapnya sebagai ide yang bagus.

Khalifah Uthman membangun dinding dari batu berukir dan plester, tiang-tiangnya dari batu berukir dan batang besi dipasang dengan timah, dan atapnya dari kayu jati.

Masjid Nabawi tak lagi mengalami renovasi hingga kepemimpinan Al-Walid bin Abdul-Malik pada tahun 88 H (707 M).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Al-Walid menulis kepada penguasa Madinah, Omar bin Abdul Aziz (86-93 AH / 705-712 M), memerintahkannya untuk membeli rumah di sekitar Masjid Nabawi untuk memperluas area. Dia juga mengarahkannya untuk memasukkan kamar istri Nabi dalam perluasan.

Mengikuti arahan Al-Walid, Omar bin Abdul Aziz memperluas Masjid Nabawi dan menjadikan makam Nabi sebagai bagian dari area masjid.

Oleh karena itu, perluasan Al-Walid dilakukan dari tiga sisi - timur, utara, dan barat.

Perluasan pada masa pemerintahan Al-Walid bin Abdul-Malik termasuk membangun mihrab berlubang dan menara untuk pertama kalinya di Masjid Nabawi.

Sebanyak empat menara dibangun, satu di setiap sudut, serta teras di atap masjid.

Tidak ada perluasan yang dilakukan di Masjid Nabawi setelah ekspansi Al-Walid, tetapi ada beberapa perbaikan dan renovasi.

Masjid Nabawi pernah terbakar

Kebakaran terjadi di Masjid Nabawi pada tahun 654 H (1256 M), dan sejumlah khalifah dan pemimpin Muslim berkontribusi untuk memulihkannya.

Yang pertama berkontribusi adalah Khalifah Abbasiyah terakhir, Al-Musta'sim Billah, yang mengirim perbekalan dan pekerja dari Baghdad untuk memperbaiki masjid pada 655 H (1257 M).

Kekhalifahan Abbasiyah berakhir dengan jatuhnya Baghdad di tangan Tatar. Setelah itu, kebakaran kedua meletus pada tahun 886 H (1482 M) yang menghancurkan banyak bagian atap masjid.

Sultan Qaytbay, penguasa Mesir pada saat itu, menerima kabar tentang kejadian tersebut dan, kemudian, mengirim perbekalan, pekerja, dan material dan masjid itu beratap pada 888 H (1484 M).

Perluasan atas inisasi Qaytbay selesai pada 890 H (1486 M) dan merupakan yang terakhir dilakukan sebelum era Ottoman dan Saudi.

Tidak ada perubahan yang terjadi di Masjid Nabawi sejak pekerjaan perluasan dan rekonstruksi Qaytbay selama 387 tahun, tetapi selama periode ini, banyak pekerjaan perbaikan dan renovasi dilakukan pada menara, dinding, dan pintu, dan hiasa bulan sabit di atas menara diganti.

Namun demikian, tidak ada pembongkaran dan rekonstruksi besar yang dilakukan sampai masa pemerintahan Sultan Abdulmejid.

Khalifah Utsmaniyah, Abdulmejid II, mengirim arsitek, pembangun, pekerja, perbekalan, dan material pada 1265 H (1849 M) untuk merekonstruksi dan memperluas masjid. Prosesnya memakan waktu 13 tahun.

Bahan yang digunakan termasuk batu merah dari Gunung Al-Jamawat di barat Madinah (sekarang dikenal sebagai Gunung Al-Haram). Batu-batu ini digunakan untuk membangun kolom, sedangkan dinding dibuat dari batu basal hitam.

Perluasan terbesar sepanjang masa di Masjid Nabawi terjadi pada masa pemerintahan almarhum Raja Abdullah.

Ia memerintahkan pemasangan 250 payung pada tiang-tiang di halaman masjid. Lebih dari 800 jamaah dapat berdoa di bawah masing-masing payung ini.

Payung tersebut khusus dibuat untuk jamaah saat berada halaman Masjid Nabawi. Fasilitas ini dirancang canggih, sehingga saat payung terkembang, panas atau hujan tak sampai mengenai jamaah.

Madinah mengalami ekspansi terbesar dalam sejarah Masjid Nabawi pada akhir 1433 H (2012 M), ketika Raja Abdullah meletakkan batu fondasi untuk memperluas masjid sehingga dapat menampung 2 juta jamaah.

Raja Salman lalu mengambil obor pengembangan Masjid Nabawi setelah Raja Abdullah wafat.

Dalam era kepemimpinan Raja Salman, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi terus disempurnakan, sehingga umat Islam yang hendak umrah, haji, atau berziarah tetap nyaman dan bisa khusyuk beribadah.

(ard)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER