Selama bulan Ramadan 2021, CNNIndonesia.com menghadirkan tanya jawab seputar Islam (Tajil). Kali ini, tanya jawab seputar Islam membahas pandangan umat Islam dalam menyikapi pandemi Covid-19.
Tanya
Bagaimana umat Islam seharusnya menyikapi pandemi Covid-19?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jawab
Narasumber: Menteri Agama Indonesia 2014-2019, Lukman Hakim Saifuddin
Ass. Wr. Wb.
Bagaimana kita menyikapi pandemi Covid-19 di tengah-tengah bulan suci Ramadan?
Kalangan umat beragama, umat Islam, memiliki cara pandang yang beragam terkait dengan pandemi ini.
Ada sebagian kalangan yang memaknai bahwa pandemi Covid-19 ini hakikatnya adalah azab Tuhan, ini adalah kutukan dari Allah SWT, Allah murka dengan kita lalu kemudian menurunkan azabnya.
Pandangan yang kedua mengatakan bahwa pandemi ini hakikatnya adalah semacam bencana alam. Jadi perubahan ekosistem lingkungan yang lalu kemudian melahirkan, menimbulkan wabah pandemi ini.
Yang ketiga, berpandangan bahwa pandemi ini hakikatnya adalah bentuk koreksi besar atas kesalahan ulah manusia, kesalahan dalam merawat ekosistem, kesalahan dalam merawat lingkungan kemudian muncul ketidakseimbangan lalu lahirlah pandemi ini.
Pandangan yang keempat mengatakan bahwa pandemi ini adalah ujian bagi kita, bentuk cobaan yang Allah SWT turunkan, sengaja diturunkan kepada hamba-hambanya yang dipilih untuk dinaikkan kelasnya.
Proses kenaikan kelas itu harus melalui ujian, melalui cobaan sehingga mereka yang lolos dia akan naik derajat.
Dan yang kelima berpandangan bahwa pandemi ini bentuk anugerah, bentuk kasih sayang Allah SWT karena dengan pandemi ini banyak hal, banyak sisi-sisi positif yang kita rasakan.
Maka ini berbalik kepada kita, bagaimana kita menyikapi pandemi ini. Namun yang jelas di tengah bulan Ramadan, bulan di mana kita ditempa, dilatih untuk mengendalikan diri kita sendiri, maka pandemi ini juga dimaknai seperti itu.
Misalnya, kita harus mengisolasi diri, kita harus menerapkan 3M atau 5 M, kita harus terbiasa mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, bahkan mengurangi mobilitas kita dengan kalangan luar, membatasi kerumunan.
Itu adalah bentuk pengendalian diri agar kita tidak hanya mampu menjaga keselamatan jiwa kita sendiri, tapi juga keselamatan jiwa orang-orang lain. Begitulah hakikatnya Ramadan dan pandemi yang kita alami.
Oleh karenanya, mari kita ingat ajaran agama Islam yang mengatakan bahwa, janganlah kita menjatuhkan diri kita dengan tangan kita sendiri ke dalam kebinasaan.
Islam mengajarkan keselamatan jiwa adalah hal yang utama. Oleh karena itu, tinggal di rumah, di tengah wabah, hakikatnya adalah juga ibadah.
Wass. Wr. Wb.
(agn)