Wacana untuk segera membuka sekolah tatap muka mendapatkan respons dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Melalui siaran pers yang diterima CNNIndonesia.com, IDAI tidak merekomendasikan untuk dibukanya sekolah tatap muka.
"Melihat situasi dan penyebaran Covid-19 di Indonesia, saat ini sekolah tatap muka belum direkomendasikan," tulis IDAI dalam pernyataannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa alasan yang disebutkan IDAI antara lain karena perkembangan pandemi Covid-19 secara nasional yang kembali meningkat, ditemukannya varian baru Covid-19 sejak Maret 2021, serta cakupan imunisasi Covid-19 yang belum mencapai target.
"Mengingat prediksi jangka waktu pandemi Covid-19 yang masih belum dapat ditentukan, maka guru dan sekolah hendaknya mencari inovasi baru dalam proses belajar mengajar, misalnya memanfaatkan belajar di ruang terbuka seperti taman, lapangan, sekolah di alam terbuka."
Hanya saja jika terpaksa melakukan sekolah tatap muka, ada beberapa hal detail yang direkomendasikan IDAI.
1. Semua guru dan pengurus sekolah yang berhubungan dengan anak dan orang tua atau pengasuh harus sudah divaksin.
2. Buat kelompok belajar kecil yang berinteraksi terbatas di sekolah. Tujuannya jika ada kasus positif, contact tracing bisa dilakukan dengan efisien.
3. Jam masuk dan pulang sekolah harus bertahap untuk menghindari penumpukan siswa.
4. Penjagaan gerbang dan pengawasan diperlukan untuk mencegah kerumunan.
5. Jika memakai mobil antar jemput, pastikan semua memakai masker dan menjaga jarak, serta membuka jendela mobil.
6. Buka semua jendela kelas, pakai area outdoor jika mungkin. Jika berada di ruang kelas tertutup pastikan memakai High Efficiency Particulate Air (HEPA) filter.
7. Membuat pemetaan risiko siswa dengan komorbid, orangtua siswa dengan komorbid, atau tinggal bersama lansia atau guru dengan komorbid.
8. Sebelum mulai sekolah, anak, guru, dan petugas sekolah melakukan swab, dan dilakukan secara berkala.
9. Ada fasilitas cuci tangan
10. Jika anak atau guru atau petugas sekolah masuk kriteria suspek, maka harus bersedia di swab.
11. Sekolah dan tim UKS menyiapkan alur mitigasi
12. Sekolah wajib memfasilitasi blended learning dan mengizinkan orangtua memilih anak belajar daring dan menyiapkan fasilitas teknologi yang memadai
13. Memastikan penjagaan khusus untuk anak berisiko tinggi
14. Memperhatikan kesehatan mental anak
15. Jika anak sakit atau perlu isolasi, sekolah menekankan pentingnya tetap ada di rumah, tanpa takut soal pengurangan nilai