Selama bulan Ramadan 2021, CNNIndonesia.com menghadirkan tanya jawab seputar Islam (Tajil). Kali ini, tanya jawab seputar Islam membahas tentang membalas keburukan dengan kebaikan.
Tanya
Mengapa harus membalas keburukan dengan kebaikan?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jawab
Narasumber: Menteri Agama Indonesia 2014-2019, Lukman Hakim Saifuddin
Assalamualaikum Wr. Wb.
Mengapa harus membalas keburukan dengan kebaikan?
Ada dua reaksi orang tua menghadapi anaknya yang rewel karena haus ingin minum minuman panas.
Orang tua pertama secara spontan memasukkan es batu ke dalam minuman panas tersebut. Sementara, orang tua kedua menjelaskan kepada anaknya bersabar menunggu beberapa saat sampai minuman itu bisa diminum.
Kesabaran adalah kemampuan mengendalikan diri, tetap tenang, tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu, serta tidak lekas putus asa dan patah hati menghadapi hal yang tak dikehendaki.
Kemampuan ini tak menjelma begitu saja. Ia harus diajarkan, dilatih, dan dibiasakan sejak usia dini. Selain syukur, sabar adalah modal menjalani kehidupan.
Mengapa? Karena kehidupan ini meski diwarnai dan diisi oleh beragam peristiwa tapi jenisnya hanya dua hal saja, yaitu kebahagiaan dan kesedihan.
Maka, bersyukurlah ketika menerima kebahagiaan dan bersabarlah ketika menghadapi kesedihan.
Kebahagiaan adalah buah dari kebaikan, dan kesedihan adalah buah dari keburukan.
Dalam pergaulan dengan beragam orang, kebaikan dan keburukan kita terima silih berganti.
Maka, ingatlah sesuatu pesan ulama kita yang mengatakan:
"Hendaklah kita jangan membalas keburukan dengan keburukan karena itu akan mendatangkan kesedihan. Balaslah segala sesuatu yang kita alami dengan kebaikan agar yang muncul adalah kebahagiaan."
Balasan keburukan itu biarlah menjadi kewenangan dan hak Allah SWT yang Maha Menghakimi. Kita, sebagai manusia, dituntut untuk senantiasa menebar kebajikan.
Mengapa kita tidak boleh membalas sesuatu dengan keburukan?
Jawabnya sederhana saja, karena kita dituntut untuk menjadi orang baik bukan orang buruk.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
(agn)