Ada banyak anggapan yang berseliweran soal pengobatan penyakit asma. Salah satunya adalah anggapan bahwa daging kelelawar bisa menyembuhkan asma, benarkah demikian?
Asma sederhananya adalah penyakit pada saluran napas yang disebabkan karena peradangan di saluran udara. Pada saluran napas penderita asma, terjadi penyempitan karena otot-otot meradang sehingga menyebabkan kesulitan bernapas.
"Secara umum karena ada penyempitan saluran udara, pasien asma jadi kesulitan bernapas," kata Dokter Spesialis Paru Feni Fitriani dalam diskusi bersama Kemenkes, Jumat (7/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum diketahui pasti apa penyebab asma, tapi penderita asma biasanya punya pemicu hingga gejala asma muncul. Beberapa pemicu seperti debu, asap rokok, bulu binatang, atau udara dingin.
Asma adalah penyakit jangka panjang. Belum ada obat yang bisa menyembuhkan asma, tapi asma bisa dikendalikan dengan tata laksana medis yang tepat.
Namun kemunculan mitos pengobatan asma bisa membuat tata laksana medis yang sebenarnya terhambat. Mitos soal asma yang keliru bisa berdampak fatal bahkan bisa merenggut nyawa seseorang.
Salah satu mitos yang beredar adalah konsumsi daging hewan endemik seperti kelelawar dan unta disebut bisa menyembuhkan penyakit asma.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Arto Yuwono Soeroto mengatakan anggapan ini adalah salah besar. Konsumsi daging hewan endemik juga berbahaya karena bisa membawa penyakit.
"Daging unta, daging kelelawar, tikus putih, dianggap bisa menyembuhkan asma. Jelas ini mitos yang tidak benar dan beredar di masyarakat. Asma belum bisa disembuhkan, tapi bisa dikendalikan," ujar Arto dalam diskusi yang sama.
Selain tak terbukti menyembuhkan asma, konsumsi kelelawar juga bisa mengundang penyakit serius. Seperti SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Ia juga menekankan bahwa konsumsi kelelawar bisa berbahaya karena hewan endemik itu mengandung banyak virus dan bakteri.
"Belum lagi kelelawar itu bisa membawa virus dan bakteri. Ingat bahwa virus Covid-19 asalnya dari kelelawar," ucapnya.
Saat ini pengobatan untuk meredakan gejala asma adalah dengan steroid semprot (inhaler) yang terbukti efektif. Selain itu, orang dengan asma juga harus mengenali hal-hal yang dapat memicu asmanya kambuh sehingga bisa menghindarinya.
"Obat sekarang sudah sedemikian efektif dan mudah digunakan, sehingga tak perlu mengikuti mitos," tuturnya.
(mel/agn)