Apa pertimbangan Anda saat membeli celana dalam? Jika itu adalah bentuk atau warnanya yang menggemaskan, maka Anda salah. Ada faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan dalam memilih celana dalam demi menunjang kesehatan organ intim.
Bagi beberapa orang, termasuk mereka yang memiliki kulit sensitif di bagian organ intim, pemilihan celana dalam adalah hal yang patut dipertimbangkan dengan tepat. Orang dengan kulit sensitif rentan terhadap infeksi, termasuk jamur dan bakteri di organ intim.
Perempuan dengan kulit sensitif perlu mempertimbangkan penggunaan bahan tertentu yang memungkinkan kulit di sekitar organ intim bisa bernapas. Sebab, bagaimana pun jamur dan bakteri cenderung berkembang biak di tempat yang lembap dan gelap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut tips memilih celana dalam, mengutip berbagai sumber.
Tak semua pakaian dalam dibuat sama. Ada jenis pakaian tertentu yang justru bisa menyebabkan iritasi. Salah satunya bisa dilihat dari bahan kain yang digunakan.
Mengutip The Healthy, serat alami seperti katun adalah salah satu jenis kain terbaik karena lembut dan nyaman di kulit. Kain katun juga membuat kulit tetap bisa bernapas.
Anda juga sebenarnya bisa memilih celana dalam yang terbuat dari kain sintetis seperti nlon, spandeks, dan polyester. Namun, Anda perlu hati-hati saat menggunakannya.
Studi yang diterbitkan dalam European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology menunjukkan bahwa pakaian dalam yang terbuat dari kain sintetis meningkatkan risiko infeksi jamur.
Namun, tak semua ahli setuju pada hasil studi tersebut. Ahli ginekologi Jen Gunter mengatakan, menjalani pola makan yang tepat justru lebih penting untuk menghindari infeksi jamur. Pola kebersihan Anda juga memainkan peran yang lebih penting dalam mengendalikan kemungkinan infeksi jamur.
Apa pun alasannya, ukuran celana dalam yang pas adalah hal yang paling penting untuk dijadikan pertimbangan. Selain membuat Anda lebih nyaman, ukuran yang pas juga bisa mencegah terjadinya iritasi.
"Mengenakan pakaian dalam yang terlalu ketat dapat menyebabkan gesekan dan menimbulkan kista, rambut yang tumbuh ke dalam, kutil, dan masalah lainnya," ujar ahli ginekologi, Pari Ghodsi, mengutip Huffington Post.
![]() |
Beberapa jenis celana dalam seperti thong atau G-string melibatkan penggunaan tali pada bagian samping. Anda boleh-boleh saja menggunakan celana dalam jenis ini, asal kain dan ukurannya tidak menyebabkan iritasi.
Untuk celana dalam jenis ini, pastikan area vagina tertutupi oleh kain katun.
Penelitian pada tahun 2018 pernah membandingkan penggunaan celana dalam dengan tali dan yang biasa. Hasilnya, tak ditemukan adanya perbedaan dalam hal infeksi jamur, vaginosis bakterial, atau infeksi saluran kemih. Penelitian hanya menemukan peningkatan insiden infeksi jamur dengan celana dalam non-katun.
(asr)