Alasan Ilmiah Ada Orang Sebut Rasa Cilantro Seperti Sabun
Pernah makan cilantro (Coriandrum sativum) atau daun ketumbar? Tak dimungkiri, daun ini punya aroma dan rasa yang unik.
Aroma itulah yang buat sebagian orang menambah daya tarik dan sensasi makanan, misalnya dalam pho Vietnam. Namun, perlu disadari, tak semua orang suka aroma dan rasa daun cilantro.
Nyatanya rasa tak suka pada cilantro ini tak cuma dialami satu orang tapi ternyata ada banyak orang yang tak suka rasa cilantro. Bahkan komunitas orang yang tak suka rempah ini bahkan menyebut cilantro punya rasa seperti deterjen, sabun, minyak tanah, bahkan seperti semut.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan mencoba mencari tahu dari mana asal mula ketidaksukaan orang terhadap rasa cilantro, apakah karena ikut-ikutan atau genetik.
"Hasil ini mengonfirmasi bahwa ada komponen genetik untuk persepsi rasa ketumbar dan menunjukkan bahwa ketidaksukaan ketumbar mungkin berasal dari varian genetik pada reseptor penciuman. Kami berpendapat bahwa OR6A2 mungkin jadi reseptor penciuman yang berkontribusi pada deteksi bau sabun dari ketumbar pada responden orang Eropa," tulis peneliti dalam jurnal penelitiannya.
Mengutip Better Home and Gardens, cilantro atau ketumbar adalah tanaman rempah dalam keluarga wortel. Tanaman ini bersaudara dengan seledri, peterseli, jinten, adas, dan adas.
Daun ketumbar memiliki rasa yang sangat kuat, itulah sebabnya ketumbar diklasifikasikan sebagai rempah daripada daun yang bisa dimakan. Apa bedanya rempah dengan daun yang bisa dimakan seperti kemangi, atau bayam? Bukankah bentuknya sama saja?
Jawabannya, tentu saja dari rasa dan aromanya yang kuat. Anda bisa makan kemangi atau bayam dalam jumlah banyak, tapi tak akan bisa makan cilantro dalam jumlah banyak sekaligus.
Karena rempah sangat kuat, tidak terlalu mengejutkan bahwa beberapa orang tidak menyukai rasa dan aroma rempah. Ketumbar adalah tanaman asli di seluruh Eropa selatan, Asia barat daya, dan Afrika utara, dan telah menjadi sangat penting dalam masakan tersebut dan yang mereka pengaruhi. Ini paling sering ditemukan dalam makanan Amerika Latin, Asia Tenggara, dan Timur Tengah.
Para peneliti di pakaian pengujian DNA 23andMe melakukan survei dan dimuat dalam jurnal Cornell University, menanyakan orang-orang apakah menurut mereka ketumbar rasanya seperti sabun, dan membandingkan jawaban tersebut dengan hasil DNA yang sudah mereka miliki. Mereka menemukan varian genetik yang umum di antara orang yang tak suka makan daun ketumbar.
Setelah diamati, kluster gen reseptor penciuman yang disebut OR6A2. Pada dasarnya, beberapa orang memiliki beberapa sensor dalam gen penciuman atau perasa yang membuatnya sangat sensitif terhadap bahan kimia aldehida - dan ketumbar sangat kuat pada gen tersebut, seperti halnya proses pembuatan sabun.
"OR26A adalah SNP genetik (polimorfisme nukleotida tunggal) yang membuat ketumbar terasa seperti sabun bagi sebagian orang: pahit dan menyiksa - hampir terasa seperti logam dan mengerikan," kata Tim Hanni, seorang ahli wine bersertifikat dan juga mantan koki dikutip dari Forbes.
"Tidak pernah. Kecuali jika sesuatu terjadi secara neurologis atau genetik, dan sebagai bukti positif bahwa ini bukan tentang menjadi dewasa, indera perasa lebih baik."Bicara soal gen yang ada dalam tubuh tersebut, Anda tentunya tak bisa langsung menghakimi orang yang tak suka cilantro atau daun ketumbar. Tapi mungkinkah suatu saat mereka akan menyukainya?
(chs)