![]() |
Orang Argentina mengenal 'mate' (dibaca ma-tay) atau minuman kafein yang terbuat dari tumbuhan yerba mate lokal. Ini merupakan teh herbal dan sudah jadi makanan pokok di Argentina.
Mate disajikan dalam labu calabaza mini dan diminum dengan bombilla (sedotan saring). Jika Anda bertamu lalu menolak dengan 'terima kasih', ini dianggap sebagai penghinaan berat.
Mengaduk mate dengan bombilla pun juga dianggap sebagai penghinaan sebab Anda seolah mempertanyakan kemampuan di tuan rumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya mate dikonsumsi tanpa bahan tambahan. Namun generasi muda telah menambahkan gula atau madu. Masyarakat meyakini konsumsi mate setiap hari bisa memberikan asupan antioksidan dan penurun kolesterol.
![]() |
Campuran teh dan susu mungkin sudah biasa di beberapa negara. Namun di Malaysia, sajian teh dan susu memiliki keistimewaan yakni campuran dituang berkali-kali dari satu mug ke mug lain sehingga tercipta busa atau disebut teh tarik.
Di sana, tradisi pembuatan teh ini pun berkembang jadi pertunjukan tersendiri. Bartender bakal menuangkan teh tanpa tercecer atau tumpah.
Seperti China, Jepang pun memiliki upacara minum teh atau chanoyu. Pelaku ritual ini memerlukan keahlian khusus.
Pertama, bubuk matcha (teh hijau) diukur dengan sendok kayu kecil (chasaku), lalu diseduh dalam mangkuk teh (chawan). Perlahan campuran air dan bubuk matcha diaduk dengan chasen (kocokan dari bambu).
Upacara fokus pada proses pembuatan teh yang estetik, melibatkan kelembutan dan kelincahan tangan. Biasanya matcha disajikan dengan kudapan serba manis untuk menyeimbangkan rasa matcha yang sangat pahit.
![]() |
Teh panas rasanya pas diminum saat berada di kawasan dataran tinggi dan iklim dingin seperti Tibet. Di sana, teh dinikmati bersama mentega asin (butter) atau disebut 'po cha'.
Teh tradisional Tibet ini dibuat dengan merebus sebongkah teh hitam Permagul selama berjam-jam, kemudian ditambah susu, garam dan butter yak. Po cha akan memberikan rasa hangat sekaligus mengenyangkan.
Teh jadi bagian penting dalam budaya Rusia. Rusia sempat ditempa situasi sulit di mana makanan dan minuman begitu terbatas sehingga perlu metode penyajian yang pas. Dari situasi ini, muncul tradisi Zavarka.
Zavarka merupakan konsentrat daun teh yang diseduh dalam bejana logam yang disebut samovar. Untuk menikmatinya, orang cukup mengambil sedikit Zavarka lalu mengencerkannya dengan air mendidih sesuai selera.
Orang Rusia biasanya minum teh ini polos saja. Namun jika Anda bertamu, sajian teh akan didampingi susu, gula serta makanan ringan. Sajian Zavarka tanpa kudapan berarti menyajikannya 'telanjang' dan ini dianggap sangat tidak sopan.
![]() |
Indonesia pun termasuk penghasil dan konsumen teh yang cukup besar. Tradisi minum tehnya pun beragam tergantung daerah. Namun salah satu tradisi minum teh yang cukup kesohor adalah teh poci.
Teh poci berkembang di kalangan suku Jawa di mana teh diseduh dengan air mendidih dalam teko dari tanah liat (poci). Teh akan disajikan dengan gula batu yang diletakkan di dalam cangkir mini dari tanah liat.
Anda cukup menuangkan teh dan menyesapnya tanpa proses mengaduk. Perlahan gula batu akan mencair lalu memberikan rasa manis. Biasanya teh poci disajikan bersama gorengan terutama tempe mendoan.
Negara-negara Arab melihat teh sebagai minuman keramahtamahan bagi para tamu, keluarga dan teman-teman. Variannya beragam tetapi semua disajikan dalam kondisi panas plus ditambah rempah.
Sage merupakan sajian teh khas Arab yang diolah dengan daun sage kering dan madu. Sage akan disajikan usai makan bersama. Selain sage, ada pula teh Arab yang menggunakan campuran kamomil, adas manis, thyme dan kapulaga.
(els/agn)