Ragam artefak mulai dari tembikar, fragmen keramik hingga uang koin yang ditemukan pada proses ekskavasi menandakan bagaimana aktivitas perekonomian Batavia sekitar tahun 1930-an berlangsung.
Sentuhan artefak dalam pembangunan MRT ini tentunya akan menjadi daya tarik tidak hanya bagi penumpang, tetapi juga wisatawan Ibu Kota.
Hal itu pun ditangkap oleh MRT Jakarta untuk menginisiasi pembangunan pusat informasi pengunjung di dua titik, salah satunya di kawasan Monas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setidaknya 25 objek artefak tersebut kini sudah disimpan dalam sebuah meja etalase di ruang galeri pusat informasi pengunjung, yang letaknya akan berdekatan dengan akses masuk/keluar Stasiun MRT Monas.
Namun demikian, pameran benda bersejarah untuk publik tersebut masih menunggu kebijakan dari Kawasan Monumen Nasional, yang saat ini masih ditutup untuk masyarakat umum sejak pandemi COVID-19 melanda.
Pusat informasi pengunjung ini tidak hanya menampilkan artefak sebagai daya tarik utama, tetapi juga seluruh informasi terkait proyek pembangunan MRT Fase 2, sehingga publik bisa mengetahui perkembangan konstruksi berlangsung.
"Apa yang bisa ditemukan di pusat informasi, semua mengenai info proyek, progres MRT Fase 2, di dalam situ bisa dilihat maketnya, ada pajangan temuan cagar budaya juga sebagai alat edukasi masyarakat," kata Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim.
![]() |
Letaknya yang berada di pusat kota, serta menghubungkan ikon Jakarta seperti Monas dan Kota Tua, pembangunan MRT Fase 2A diharapkan memberi kesan yang berbeda bagi penumpang.
Selain sebagai moda transportasi yang cepat dan diandalkan, perjalanan menggunakan MRT diharapkan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait derasnya pembangunan di Ibu Kota dengan tetap menjaga nilai sejarah.
Pembangunan stasiun juga diharapkan semakin mempermudah akses bagi penumpang menuju kawasan wisata.
Stasiun Monas sendiri memfasilitasi penumpang dari area bawah tanah MRT menuju pintu keluar, yang langsung berhadapan dengan Tugu Monas.
Stasiun MRT Monas akan memiliki dua pintu masuk/keluar, yakni pertama terletak di seberang Patung Kuda atau tepatnya di Jalan Silang Merdeka Daya Barat, serta pintu kedua di antara Museum Nasional dan Kementerian Kominfo.
Berdasarkan maket yang ditampilkan di pusat informasi pengunjung, pintu masuk/keluar Stasiun MRT Monas akan memiliki jalan landai yang akan memudahkan penumpang menuju Tugu Monas.
Selain Monas, MRT Jakarta juga akan menyiapkan pintu masuk/keluar langsung di dalam kawasan Taman Fatahillah Kota Tua, Jakarta Barat.
![]() |
"Begitu juga dengan di Kota Tua, 'entrance' kita itu langsung masuk di kawasan Taman Fatahillah, di depan Stasiun Beos (Jakarta Kota). Kawasan itu juga akan kita tata sehingga terintegrasi dengan MRT," tambah William.
Dengan bertambahnya rute baru yang menghubungkan Lebak Bulus-Ancol Barat, layanan kereta bawah tanah pertama di Indonesia tersebut diharapkan dapat mengangkut hingga 500 ribu orang setiap hari.
Data PT MRT Jakarta menyebut jika Fase 1 menelan biaya Rp16 triliun untuk 16 km atau Rp1 triliun per km, maka untuk Fase 2 hingga Kampung Badan sepanjang delapan km dan konstruksi lanjutan ke Ancol menjadi sepanjang 10 km, estimasinya bisa tembus Rp30 triliun.
Saat ini, perkembangan pembangunan Stasiun MRT Thamrin-Monas baru mencapai 16,5 persen.
Meski menemui sejumlah tantangan, MRT Jakarta menegaskan bahwa pembangunan tersebut masih sesuai target dengan jadwal beroperasi Maret 2025.
Pada saat itu, aktivitas dan mobilitas manusia setelah pandemi COVID-19 mereda diharapkan kembali normal. Dengan begitu, kereta Ratangga kebanggaan Ibu Kota itu dapat membawa warganya napak tilas Batavia tempo dulu dengan transportasi yang modern.
(ard)