Studi Temukan 'Fat-Shaming' Jadi Masalah Kesehatan Global

CNN Indonesia
Rabu, 02 Jun 2021 12:36 WIB
'Fat-shaming' atau mempermalukan orang dengan kelebihan berat badan menjadi masalah kesehatan global. Perilaku ini justru memicu kenaikan berat badan.
Ilustrasi. 'Fat-shaming' atau mempermalukan orang dengan kelebihan berat badan menjadi masalah kesehatan global. (iStockphoto/Zinkevych)

Sementara itu, sebanyak 72-81 persen peserta mengaku pernah diejek atau diintimidasi oleh teman di sekolah. Sebanyak 54-62 persen mengaku pernah dipermalukan oleh rekan di tempat kerja. Sebanyak 49-66 persen juga pernah mendapatkan komentar negatif dari teman.

"Orang-orang mengalami stigma berat badan dalam berbagai hubungan interpersonal, baik itu di fasilitas kesehatan, pekerjaan, sekolah, dan rumah," kata Puhl.

Studi kedua yang diterbitkan dalam jurnal PLoS One menemukan intimidasi yang sama yang dilakukan oleh dokter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[foto]

Studi kedua ini menemukan sebanyak 63-74 persen peserta merasa diremehkan karena berat badan saat mengunjungi dokter. Akibatnya, banyak dari mereka yang justru cenderung menghindari perawatan kesehatan.

"Mereka akan lebih jarang memeriksakan diri ke dokter. Mereka melihat bahwa dokter menilai mereka secara negatif, dan tidak mendengarkan kebutuhan mereka," jelas Puhl.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa stigma berat badan dapat memicu kenaikan berat badan.

Persepsi umum menganggap bahwa stigma dapat memotivasi orang untuk terus menurunkan berat badan. Namun, tidak demikian pada kenyataan yang ditemukan dalam penelitian.

"Faktanya, ketika orang mengalami stigma berat badan, ini sebenarnya berkontribusi pada perilaku makan tidak sehat, aktivitas fisik lebih rendah, hingga berakhir ke penambahan berat badan," ujar Puhl.

(asr)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER