Jakarta, CNN Indonesia --
Beberapa bayi baru lahir bisa lahir dengan kelainan pada bagian genitalia, termasuk kelainan hipospadia.
Penyebabnya bisa berbagai macam, mulai dari kondisi genetik hingga faktor lingkungan. Namun dengan penanganan medis yang tepat, kelainan genital bisa diobati.
Setiap orang tua pasti berharap anaknya lahir dalam keadaan sehat sempurna. Meski sudah menerapkan pola hidup sehat semasa kehamilan, kelainan genital bisa tetap terjadi karena faktor genetik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter Spesialis Urologi Anak Rumah Sakit Siloam ASRI, Irfan Wahyudi mengatakan ada beberapa jenis kelainan genital yang umumnya terjadi pada bayi laki-laki. Kelainan pada penis bayi juga bukanlah aib dan bisa disembuhkan dengan tindakan medis.
"Sebagian besar kasus kelainan genitalia tidak menimbulkan kematian sehingga tidak terungkap, padahal ini bisa mengganggu fungsi seksual dan biologis seseorang jika dibiarkan hingga dewasa nanti," kata Irfan dalam webinar, Jumat (4/6).
Berikut 5 kelainan penis pada bayi baru lahir, termasuk kelainan hipospadia.
-Fimosis
Fimosis adalah kelainan penis di mana lubang saluran kemih tertutup oleh kulit penis. Irfan mengatakan, kondisi ini umum terjadi pada bayi dan biasanya akan normal dengan sendirinya.
Tapi pada beberapa kasus, fimosis memerlukan penanganan medis. Terutama jika lubang kemih benar-benar tertutup oleh kulit penis sehingga membuat bayi sulit buang air kecil dan menyebabkan infeksi.
Biasanya dokter akan merawat fimosis dengan pemberian salep steroid pada bayi. Jika tak kunjung membaik, maka akan dilakukan operasi pembedahan.
"Bagi orang tua dengan bayi yang mengalami fimosis, jangan menarik paksa kulit biar lubang kemih kelihatan. Hal itu akan membuat penis terluka dan menyebabkan jaringan parut, bahkan bisa infeksi," kata Irfan.
-Mikropenis
Mikropenis adalah kondisi saat seorang laki-laki memiliki ukuran penis di bawah normal. Irfan mengatakan, penyebab mikropenis masih belum diketahui secara pasti. Tapi kelainan hormonal bisa jadi salah satu faktor.
Meski demikian, kondisi ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Mikropenis bisa dideteksi bahkan saat bayi baru lahir.
Penis bayi normal biasanya berukuran 2,5 sentimeter. Pada bayi dengan mikropenis, ukurannya kurang dari 1,9 sentimeter. Jika dibiarkan maka pertumbuhan penis akan terhambat dan membuatnya tidak percaya diri ketika dewasa nanti.
"Penanganannya bisa dengan terapi hormon sejak bayi, jika sudah dewasa bisa dilakukan rekonstruksi [pembedahan]," ucap Irfan.
-Penis kecil tapi normal
Inconspicuous penis merupakan kelainan yang menyebabkan penis terlihat kecil, padahal ukurannya normal. Berdasarkan pemaparan Irfan, ada empat kondisi inconspicuous penisyang umumnya terjadi.
Pertama,buried penis (penis terbenam dalam skrotum),webbed penis(penis dan skrotum bersatu),trapped penis(penis tidak muncul pasca tindakan tertentu), dan mega prepusium (penyempitan pada bagian penis).
Penyebabnya bisa bermacam-macam. Faktor risiko paling umum karena anak dengan obesitas, dan terjadinya penyempitan (stenosis) pada area genital.
"Kalau memang terjadi gangguan ini akan kami rekonstruksi, kami munculkan [penis] dengan operasi pembebasan jaringan ikat yang menarik penis ke dalam. Rekonstruksi hanya dilakukan jika anak sulit berkemih, ada infeksi, dan risiko kesulitan reproduksi di masa dewasa," kata Irfan.
-Undesensus testis
Undesensus testis merupakan kelainan pada proses penurunan testis ke dalam skrotum.
Secara alamiah, testis pada bayi dalam kandungan akan turun hingga terletak di kantung skrotum. Namun pada beberapa kondisi, pertumbuhan genital bayi terhambat sehingga testis tidak turun. Testis bisa saja terletak di perut (abdomen) anak, bahkan bisa terletak di lipatan paha.
Biasanya bayi dengan kelahiran prematur, bayi kelebihan berat badan, atau bayi yang lahir sungsang, lebih memungkinkan menderita kelainan ini.
"Kita bisa menunggu hingga usia bayi 6 bulan untuk melakukan prosedur pemindahan testis ke skrotum," ucap Irfan.
-Kelainan Hipospadia
Hipospadia merupakan kelainan pada penisbayi yang menyebabkan lubang kencing tidak terletak pada ujungpenis. Saluran kencing ini bisa terletak pada bagian tengahpenis, atau menempel dengan skrotum.
Pada beberapa kasus hipospadia, orang tua dan dokter bisa salah mengasumsikan bahwa bayi yang lahir adalah perempuan.
Kelainan hipospadia bisa disembuhkan dengan tindakan operasi. Bayi berusia 6-24 bulan paling ideal untuk operasi hipospadia karena lebih mudah sembuh dan umumnya tidak meninggalkan bekas.
"Proses penyembuhan luka pasca operasi pada orang dewasa bisa lebih lama dan meninggalkan jaringan parut hingga ada bekas luka," kata Dokter Spesialis Urologi, Arry Rodjani.
Berbagai kelainan genital pada bayi baru lahir bisa menimbulkan beberapa dampak. Seperti problem buang air kecil, tidak percaya diri karena berbeda dengan anak lain, hingga kesulitan berhubungan seksual ketika dewasa.
Maka dari itu, peran orang tua amat dibutuhkan untuk bisa mendeteksi sedini mungkin kelainan genital, seperti kelainan hipospadia pada anak.