Semua pemilik kucing tentunya menginginkan makanan yang terbaik untuk kesehatan anak bulu (anabul) kesayangannya.
Makanan kucing yang dipilih setidaknya mengandung kebutuhan nutrisi untuk si kucing secara lengkap dan dengan tunjangan kalori yang tepat untuk umur, jenis, aktivitas serta tempat tinggalnya.
Ada mitos yang mengatakan bahwa meracik makanan sendiri untuk kucing adalah opsi yang lebih sehat ketimbang makanan kemasan. Namun, benarkah demikian?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter hewan Siti Zaenab mengatakan bahwa makanan yang disiapkan sendiri di rumah belum tentu aman untuk kucing karena perlu menakar kebutuhan sesuai usia, aktivitas dan faktor lainnya.
"Sangat sulit juga untuk menyiapkan makanan di rumah yang dapat memberikan nutrisi yang lengkap untuk kucing, dan tidak semua makanan manusia aman untuk dikonsumsi oleh kucing," papar Siti, dalam keterangan yang diterima CNNIndonesia.com.
Belum lagi, lanjutnya, beberapa makanan manusia sebenarnya beracun untuk kucing, seperti coklat, bawang, anggur dan kismis.
Untuk dia menganjurkan agar memberi kucing makanan yang diformulasikan oleh dokter hewan. Pasalnya, makanan tersebut sudah mengandung nutrisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan dan tahap kehidupan kucing sehingga tidak perlu menakar sendiri lagi.
Sekalipun tetap ingin meracik sendiri, Siti mengatakan agar pembuatan resepnya tetap harus ditanyakan kepada dokter hewan nutrisionis sehingga makanan olahan untuk kucing peliharaan aman dan sesuai dengan kebutuhan.
Terlepas dari mitos membuat makanan kucing sendiri lebih sehat, ada pula spekulasi bahwa kadar garam (natrium klorida) yang tinggi ditambahkan ke makanan kucing untuk meningkatkan kelezatan dan menambah cita rasa makanan tersebut.
Mitos ini sering dikaitkan dengan makanan basah yang biasanya sangat lezat dan cenderung memiliki kadar natrium yang lebih tinggi daripada makanan kering.
Dari asumsi ini terlahir asumsi lainnya, yaitu bahwa kadar garam ini dapat menimbulkan berbagai masalah seperti tekanan darah tinggi atau gagal ginjal.
"Akan tetapi, banyak yang mungkin tidak mengetahui bahwa garam memberikan nutrisi penting yang dibutuhkan kucing, yaitu natrium dan klorida," ujar Siti.
Menurutnya, garam sering hadir secara alami dalam bahan mentah, dan garam juga dapat ditambahkan untuk memastikan bahwa kebutuhan penting kucing terpenuhi.
"Selain itu, penelitian ilmiah menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan garam yang direkomendasikan dalam pedoman nutrisi dan tekanan darah tinggi atau penyakit ginjal pada kucing."
Siti mengungkapkan masih ada beberapa pemilik kucing yang berpendapat bahwa makanan atau daging mentah sehat untuk kucing karena melihat dasar kucing sebagai hewan liar yang mendapatkan makanan dengan berburu.
Selain itu, orang terkadang memberikan daging mentah untuk alasan memenuhi asupan protein si kucing.
Namun, Siti menegaskan bahwa diet makanan dan daging mentah pada kucing justru membahayakan.
"Makanan mentah bisa sangat berbahaya bagi kucing dan menimbulkan risiko penyakit seperti Salmonella atau parasit lainnya. Kucing kesayangan tidak hanya bisa terkena penyakit, mereka juga dapat menularkan penyakit tersebut kepada pemiliknya," ungkapnya.
(agn)