"Orang-orang yang pernah menonton 'Eat, Pray, Love' - yang terinspirasi datang ke Bali dan melakukan yoga - memiliki pemikiran yang romantis. Mereka ingin meningkatkan kehidupan mereka secara fisik dan spiritual. Mereka ingin memiliki pengalaman yang dapat mereka ingat.
"Tapi jika Anda datang ke Bali dan menikmatinya hanya seperti Anda menikmati Cancun dan Miami [yang dikenal sebagai pulau pesta], kenapa harus repot-repot naik pesawat ke Bali? Apakah saya nyinyir? Apakah hanya karena saya menua? Apakah saya membenci anak muda? Mungkin," ujarnya dalam tayangan tersebut.
Bourdain juga menyempatkan diri menyambangi upacara ngaben, pemakaman tradisional masyarakat Bali. Ia melihat warga yang mendatangi pantai untuk menerbarkan abu hasil kremasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua cerita harus berakhir di pantai, semua cerita yang bagus," katanya. Kalimatnya ini seakan menjadi kalimat perpisahan.
Kemudian ia berkunjung ke Nusa Penida untuk menikmati sajian lobster. Selain seafood, Bourdain juga mencicipi hidangan nasi babi guling.
Ketika sang produser acara memintanya mendeskripsikan makanan tersebut, Bourdain lagi-lagi memberi jawaban yang seakan kalimat perpisahan.
"Saya akan menjelaskannya di voice over [saat editing] karena saya sudah pernah mencobanya sebelumnya. Kita tidak perlu membicarakan makanan ini, karena saya sangat mengetahuinya. Saya akan berbicara banyak tentang itu."
Sayangnya, Bourdain meninggal sebelum merekam suara itu.