Pakistan baru-baru ini mengizinkan sejumlah kecil penonton untuk kembali menyaksikan upacara penurunan bendera yang disebut Beating Retreat di perbatasan Attari-Wagah.
Parade militer India dan Pakistan, yang sebelum pandemi virus Corona ditonton oleh ribuan orang setiap harinya, telah mengalami jeda yang lama sejak kedua negara menutup perbatasan mereka untuk mengekang penyebaran Covid-19.
Namun upacara itu terus berlangsung secara terpisah di kedua sisi perbatasan, bahkan selama penguncian wilayah (lockdown), meski tertutup untuk umum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyusul keputusan Pakistan untuk membuka tempat-tempat umum di tengah penurunan kasus Covid-19, massa telah kembali dengan semangat untuk menyemangati penjaga perbatasan Wagah.
Tapi, keheningan amat terasa di sisi perbatasan India, karena tidak ada kerumunan penonton.
Di sisi Pakistan, stadion yang memiliki kapasitas untuk menampung lebih dari 5.000 penonton pada satu waktu, sekarang hanya diisi 150-200. Itu pun di akhir pekan. Di hari biasa bakal lebih sepi.
Semua yang datang diharapkan untuk mematuhi protokol virus Corona yang ketat: pemeriksaan suhu di dua titik, cuci tangan dan mereka diharuskan mengenakan masker saat masuk.
Tempat duduk stadion diganti dengan kursi tamu khusus dengan jarak empat kursi antara setiap individu.
Meskipun lebih sepi dan lebih ketat aturan, namun orang-orang menyambut dimulainya kembali upacara dengan sangat antusias.
Bagi Syekh Mohammad Ramzan, yang datang untuk menyaksikan pawai dari Faisalabad, upacara tersebut memiliki makna emosional yang besar.
"Nenek moyang saya telah bermigrasi ke Pakistan melalui rute yang sama pada musim panas 1947, jadi melihat upacara berlangsung adalah momen sentimental bagi saya. Saya senang orang-orang sekarang diizinkan untuk menghadiri upacara, tetapi saya merindukan sorak-sorai yang memekakkan telinga dari ratusan dan ribuan orang di kedua sisi perbatasan. Saya merasakan adrenalin setiap kali kerumunan meraung," katanya, seperti yang dikutip dari The Express Tribune pada Jumat (25/6).
Saima Sheikh, petugas dalam upacara menghargai keputusan Pakistan untuk melanjutkan kembali upacara tradisional ini.
"Sorak-sorai dan slogan tidak sekeras dulu, tapi saya harap kita bisa segera kembali menyaksikan semangat yang sama seperti sebelum Covid-19. Pengalaman tidak lengkap tanpa kerumunan orang India dan saya berdoa kedua negara segera mengalahkan pandemi dan melanjutkan kehidupan normal," ujarnya.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...