Jakarta, CNN Indonesia --
Harta yang paling berharga adalah keluarga. Lirik lagu ini tampaknya tepat untuk menjadi pengingat pada peringatan Hari Keluarga Nasional hari ini, Selasa (29/6), di tengah pandemi Covid-19.
Selama beberapa waktu belakangan, lonjakan kasus Covid-19 cukup signifikan. Rumah sakit dan tenaga kesehatan mulai tumbang.
Penting untuk menjaga kesehatan diri demi mencegah penyebaran Covid-19, terutama di lingkungan paling kecil, yakni keluarga. Dan tentunya, ini juga sebagai langkah menjaga 'harta paling berharga'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter spesialis penyakit dalam RA. Adaninggar mengatakan bahwa klaster keluarga kerap naik seiring dengan peningkatan kasus Covid-19.
Untuk meminimalisir penyebaran terjadi di lingkungan yang paling berharga ini, dia mengingatkan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan menerapkan langkah pencegahan tambahan saat pulang ke rumah.
"Pertama, kalau masih sering keluar bepergian, bekerja, berinteraksi ke luar, kalau pulang kita harus melakukan protokol kesehatan sebelum masuk rumah," kata Adaning saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (28/6) malam.
Protokol kesehatan tambahan yang dimaksudnya antara lain melepas sepatu di luar rumah, tidak menyentuh apa pun sebelum cuci tangan dan mandi, serta membersihkan barang-barang dari luar demi meminimalkan kontaminasi dari luar.
"Kalau sudah melakukan langkah tersebut, baru ketemu [interaksi] dengan keluarga," tambahnya.
Selain langkah tersebut, cara lain yang tak kalah penting untuk mencegah klaster keluarga adalah jujur saat merasa sakit.
"Harus jujur jujur sama diri sendiri, kalau badan enggak enak jangan denial, tapi langsung menjauh dari keluarga," ujar Adaning.
"Hanya kita yang paling tahu diri kita sendiri, seenggaknya tahu kalo badan terasa enggak enak. Kalau ada rasa seperti itu segera menjauh dari keluarga sambil inisiatif untuk tes," tambahnya.
Meski badan sakit tak melulu karena Covid-19, tapi menurut Adaning, langkah jaga jarak saat merasa sakit sambil melakukan tes di masa pandemi ini merupakan pencegahan awal timbulnya klaster keluarga.
"Kuncinya dua itu, bagaimana menjaga itu, protokol kesehatan sebelum masuk rumah dan deteksi dini infeksi dengan menjauh dari keluarga sampai terbukti bukan Covid-19," tegas Adaning.
Lalu, bagaimana saat positif Covid-19 dan tidak menularkan anggota keluarga lain? Simak langkah-langkah yang dapat di lakukan di halaman berikut.
Menurut Adaning, langkah pertama yang perlu dilakukan agar tidak memperluas penularan Covid-19 dalam keluarga adalah isolasi mandiri di ruangan terpisah.
"Saat positif dan bergejala, dia harus segera menjauhkan diri dari keluarga dan menjalankan isolasi mandiri sesuai anjuran dokter," katanya.
Untuk isolasi mandiri, terdapat sejumlah persyaratan yakni untuk yang tidak bergejala dan gejala ringan. Tanda gejala ringan adalah tidak ada peradangan paru sampai menurunkan saturasi oksigen.
Selain itu, sebaiknya yang menjalani isolasi mandiri bukan lansia atau yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Dan salah satu yang utama, rumah memadai untuk isolasi mandiri.
"Namun situasi saat ini banyak rumah sakit yang penuh, bahkan di rumah sakit diminta pulang lagi yang dianggap bisa isoman, itu rentan sekali timbulnya klaster keluarga," kata Adaning.
"Jadi ya tetap, orang yang sakit harus mengontrol diri. Kalau rumahnya terbatas, dia yang harus super hati-hati. Harus pakai masker 24 jam, harus bisa menjaga jarak dengan keluarganya, misal yang paling sulit dengan anak, dia harus tetap lakukan, enggak boleh kontak fisik."
Demi mengurangi risiko munculnya klaster keluarga, ia pun membagikan sejumlah panduan yang bisa dilakukan pasien Covid-19 serta keluarga yang mendampingi.
1. Alat makan terpisah
Jika ada anggota keluarga yang positif Covid-19, selain berada di ruangan yang terpisah, alat makan dan waktu makan pun harus dilakukan secara terpisah.
"Makan terpisah dan rajin cuci tangan seperti yang dianjurkan," ujarnya.
2. Cuci pakaian terpisah
Tidak hanya alat makan, mencuci pakaian pun sebaiknya dilakukan secara terpisah.
"Sebenarnya dicuci dengan sabun dan air sudah aman, tapi kalau bisa mencuci sendiri, dipisahkan dulu dari baju dan perabot orang lain yang ada di rumah," kata Adaning.
3. Kelola sampah medis
Sementara untuk sampah medis seperti masker, ia juga menganjurkan dikelola secara baik.
Bagi orang yang terinfeksi, masker yang sudah dipakai sebaiknya digunting lebih dahulu. Setelah itu, kumpulkan dalam satu plastik sebelum dibuang.
4. Beri jeda waktu penggunaan kamar mandi
Untuk rumah yang hanya memiliki satu kamar mandi untuk dipakai bersama, Adaning menyarankan saat dipakai bergantian baiknya diberi jeda beberapa jam.
"Kalau kamar mandi ada ventilasi, pas jeda itu ventilasi dibuka. Lalu diberi jeda 2-3 jam kalau bisa, kalau enggak, satu jam tapi pintu sama jendelanya dibuka," katanya.
Jeda waktu ini dilakukan agar ada pertukaran udara demi mengurangi penularan Covid-19.
Selain jeda waktu, orang yang sakit Covid-19 juga perlu membersihkan permukaan yang sering dia sentuh setelah selesai menggunakan kamar mandi. Di antaranya seperti gagang pintu, saklar lampu, flush toilet dan sebagainya.
"Itu bisa disemprot disinfektan atau kasih alkohol Lebih ribet memang tapi yang penting ventilasi untuk mengurangi penularan," tambah Adaning.
5. Dukungan psikis dan fisik
Sementara untuk anggota keluarga lain yang tidak terinfeksi Covid-19, dapat memberi dukungan secara psikis dan fisik.
"Saat ada yang menjalani isolasi, keluarga harus mendukung, baik secara psikis maupun fisik seperti menyediakan kebutuhan makanan hingga bantu monitor gejala," ujarnya.
Beberapa hal yang dapat dicek yakni tensi, suhu, serta saturasi oksigen.
"Sehari dapat dilakukan tiga kali pemeriksaan dan itu sejak hari pertama baiknya dipantau tenaga medis via telemedicine, serya yang paling aman laporkan kondisi setiap hari."