Meningkatnya kasus terkonfirmasi Covid-19 hingga saat ini membuat pemerintah mengambil kebijakan agar pasien tanpa gejala atau yang bergejala ringan melakukan perawatan isolasi mandiri di rumah.
Langkah ini diambil untuk mengurangi beban rumah sakit yang diprioritaskan untuk merawat pasien bergejala sedang dan berat yang perlu perawatan intensif.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Penyakit Dalam Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, dr. Andi Khomeini Takdir, Sp.PD (K-Psi) menyebut saat ini tenaga kesehatan yang ada di RSDC Wisma Atlet banyak yang mengalami kelelahan akibat banyaknya pasien yang mesti ditangani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perlu rencana mitigasi untuk menjaga masyarakat tidak jatuh sakit. Apabila masyarakat tidak sakit, maka kapasitas rumah sakit tidak akan penuh sehingga tenaga kesehatan kita tidak kelelahan merawat pasien," terangnya dalam Dialog Produktif yang diselenggarakan KPCPEN dan disiarkan FMB9ID_IKP, Selasa (29/6).
Menurut dr. Andi, masyarakat jangan terlalu fokus dalam menyalahkan adanya varian Covid-19. Yang jelas kunci dari pencegahannya adalah tetap mengenakan masker.
"Masker dua lapis menurut penelitian Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dikatakan mampu meningkatkan proteksi dari 60-80% menjadi 90 persen," katanya.
Dia mengimbau agar pengetahuan baru ini jangan berhenti sebatas pengetahuan, tapi dijadikan kebiasaan. Saat masyarakat mulai disiplin, dia meyakini pandemi bisa terkendali.
Terkait dengan isolasi mandiri, dr. Andi menyatakan masyarakat perlu mengetahui kiat-kiat isolasi mandiri yang benar agar kesehatannya cepat pulih.
Dia menjelaskan bahwa saat melakukan isolasi mandiri di rumah, pertama-tama pasien harus tetap memakai masker. Kedua, kamar harus terpisah dan pastikan jendela kamar isolasi mandiri pasien terbuka.
Lebih lanjut dr. Andi juga menekankan bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri harus menjaga makanan dengan gizi seimbang.
"Kalau di rumah sakit, ada dokter dan perawat yang mendukung. Saat di rumah, keluarga harus menjadi pendukung agar selera makan pasien tetap terjaga," ungkapnya.
Sebisa mungkin, lanjut dr. Andi, bagi pasien yang isolasi mandiri agar tidak mendiagnosis diri sendiri. Kalau memungkinkan harus terus berkonsultasi dengan dokter. Apabila ada gejala yang sangat semakin dirasa berat, juga perlu untuk menghubungi dokter.
Aktor Ben Kasyafani yang sempat terkena Covid-19 menceritakan pengalamannya saat melakukan isolasi mandiri. Dia mengatakan, dirinya terkonfirmasi positif Covid-19 pada tahun lalu. Saat itu dia melakukan isolasi mandiri di rumah.
"Secara total saya melakukan isolasi mandiri di kamar sendiri selama 20 hari. Anak dan istri saya dites dan menunjukkan hasil negatif, sehingga kami memisahkan diri,"ucapnya.
Bagi yang menjalani isolasi mandiri, menurut Ben, harus terus berpikir positif. Energi yang dikeluarkan harus fokus untuk mencari solusi dari situasi pandemi ini.
"Mulailah mencari informasi mengenai Covid-19 yang benar agar kita bisa cepat mencari solusinya," ujar Ben.
Menanggapi pernyataan Ben, dr. Andi setuju bahwa masyarakat jangan mencari kambing hitam, tapi harus sama-sama mencari solusi dari kondisi seperti ini.
(osc)