Stadio Olimpico "hanya" stadion terbesar kedua di Italia, tapi merupakan yang terbesar di Roma.
Dibuka sejak tahun 1932, stadion ini berkapasitas tempat duduk 70 ribu.
Struktur yang berdiri di kaki bukit Monte Mario ini adalah rumah dari dua tim rival dalam sepak bola, AS Roma dan SS Lazio.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertandingan antara kedua tim ini berjuluk Derby della Capitale (Derby ibu kota). Kedua tim ibu kota Italia itu saling berhadapan dua kali setahun pada kesempatan derby penting ini.
Pertandingan lain di sini yang tiketnya sering laris manis ialah Final Coppa Italia.
Di Florensia ada Artemio Franchi Stadium, kandang klub sepak bola Fiorentina.
Kapasitasnya 43.147 kursi, yang bakal "berubah warna" menjadi ungu saat Fiorentina berlaga.
Stadion yang dibuka pada tahun 1931 ini juga sempat menjadi lokasi Piala Dunia 1934 dan juga menjadi tuan rumah beberapa kompetisi di Olimpiade 1960 yang terkenal.
Ada kejadian unik di sijni pada tahun 1954, ketika ribuan penonton yang sedang menyaksikan pertandingan Fiorentina versus Pistoiese dikagetkan dengan kehadiran "UFO" yang melaju dengan kecepatan tinggi dan tiba-tiba berhenti di atas stadion. Stadion menjadi sunyi seketika.
Tapi banyak yang mengatakan kalau itu bukan UFO, melainkan kawanan laba-laba yang sedang migrasi.
![]() |
San Paolo adalah stadion terbesar ketiga di Italia dalam hal kapasitas. Dibuka pada tahun 1959, stadion ini berkapasitas 54.726 kursi.
Terletak di Naples, stadion yang juga mendapat sebutan Stadio Diego Armando Maradona ini adalah rumah dari klub sepak bola SSC Napoli.
Mengutip Idealista.it, nama Diego Maradona diagungkan sebagai nama stadion ini karena telah menjadi simbol tim dan kota Napoli.
Sayangnya, undang-undang Italia menolak usulan tersebut, karena sebuah bangunan publik tidak boleh memiliki nama seseorang kecuali dia telah meninggal selama lebih dari sepuluh tahun.
Tersedia juga tur stadion di sini. Informasi lebih lanjut bisa diketahui melalui link ini
![]() |
Di tengah pandemi virus Corona, perjalanan wisata masih dikategorikan sebagai perjalanan bukan darurat, sehingga sebaiknya tidak dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, terutama di daerah yang masih minim fasilitas kesehatannya.
Jika hendak melakukan perjalanan antarkota atau antarnegara, jangan lupa menaati protokol kesehatan pencegahan virus Corona, dengan mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik antarpengunjung. Jangan datang saat sakit dan pulang dalam keadaan sakit.
(ard)