Yang Harus Diperhatikan Ibu Hamil dan Menyusui Selama Isoman
Ibu hamil merupakan kelompok yang rentan terkena Covid-19. Dokter spesialis kandungan RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Boy Abidin bercerita paling tidak ia bersama tim obgyn rumah sakit mendapati 2-3 ibu hamil yang positif Covid-19.
Padahal sebelumnya mungkin hanya 1-2 ibu per bulan. Ia berkata angka penambahan kasus yang setiap hari diumumkan memang nyata adanya.
Ibu hamil dengan Covid-19 memang akan mendapat penanganan berbeda seiring dengan keberadaan gejala.
"Ibu positif? Jangan panik. Tetap tenang, kembali rasakan gejala. Kalau ada batuk ringan, demam ringan, kita anggap itu gejala ringan. Kalau ringan diperbolehkan isolasi mandiri (isoman). Kalau demam tinggi, keluhan gejala berat, segera periksa," kata Boy dalam sesi Instagram Live bersama HaiBunda, Selasa (27/7).
Kemudian, apa saja yang perlu diperhatikan selama isoman?
Menurut Boy, baik ibu hamil, ibu menyusui, panduan isoman tidak berbeda dengan pasien lain. Kementerian Kesehatan pun sudah mencantumkan panduan isoman mulai dari penyediaan ruangan, kamar mandi, alat makan, tempat tidur terpisah dan baik dari segi sirkulasi udara, tetap menerapkan protokol kesehatan hingga pemantauan secara berkala.
Akan tetapi ada beberapa hal yang cukup membedakan, berikut beberapa di antaranya.
1. Saturasi dijaga di atas 95 persen
Pemantauan harian diperlukan termasuk saturasi oksigen. Ibu hamil, kata Boy, harus memiliki saturasi di atas 95 persen. Ini berbeda dengan pasien yang tidak hamil dengan saturasi paling tidak 93 persen.
"Saturasi di atas 95 persen, ibu hamil, janin ini perlu oksigen. Saturasi jelek bahaya buat ibu dan janin. Kekurangan oksigen bisa kontraksi, memicu kelahiran prematur, dan kalau fatal bisa terjadi kematian bayi," jelas Boy.
2. Tetap konsumsi makanan dengan gizi seimbang
Konsumsi makanan harus bagus baik pada ibu hamil maupun menyusui. Vitamin-vitamin yang dikonsumsi selama kehamilan bisa tetap dikonsumsi. Boy mengatakan pasien isoman biasanya akan memperoleh obat dan vitamin dari Kemenkes. Ibu tidak perlu khawatir karena obat tidak menimbulkan efek samping dan aman buat janin.
3. Jaga asupan cairan
Boy menekankan pentingnya kecukupan cairan terutama pada ibu hamil dan menyusui. Konsumsi cairan paling tidak 3 liter atau setara dengan 12 gelas air (per gelas 250 mililiter).
Cairan ini akan memberikan banyak manfaat antara lain, menjaga tubuh dari dehidrasi, memudahkan penyerapan nutrisi, menjaga metabolisme, menjaga fungsi tubuh tetap normal termasuk sistem imun tubuh. Kemudian pada ibu menyusui, konsumsi cairan akan menggantikan cairan tubuh yang hilang selama menyusui.
"Tubuh kita kan 70-80 persen cairan. Tubuh akan kerja optimal kalau sel-sel tubuh terjaga jadi metabolisme bagus, imun bagus, otak bisa berpikir, jantung bisa kerja, ginjal jga, semua perlu cairan. Kalau kurang fungsi ini menurun," jelasnya.
4. Aktivitas positif dan menyenangkan
Stres, cemas yang tidak terkendali bakal mengganggu daya tahan tubuh. Apalagi pada ibu hamil dan menyusui, kekhawatiran ini berpusat pada anak. Ada kekhawatiran anak bakal tertular, kondisi nanti saat persalinan dan segala jenis pikiran negatif.
"Coba lakukan aktivitas yang sifatnya positif dan membahagiakan. Ajak ngobrol bayinya. Tutup mata dan telinga terhadap berita negatif supaya daya tahan tubuh tetap bagus," kata Boy.
5. Olahraga ringan
Olahraga ringan sangat membantu kebugaran tubuh juga berkaitan dengan sistem imun. Selain itu olahraga ringan akan membantu paru-paru ibu mengembang sehingga penyerapan oksigen lebih banyak. Hal ini jadi upaya untuk menjaga tingkat saturasi oksigen dalam darah.
(els/agn)