Virus corona varian delta plus disebut telah masuk ke Indonesia. Varian baru Covid-19 yang merupakan turunan dari varian delta ini dilaporkan telah menjangkit pasien Covid-19 di Mamuju, Sulawesi Barat. Berikut gejala corona varian delta plus menurut ahli.
Corona varian delta plus juga dikenal dengan sebutan B.1.617.2.1 atau AY.1. Meski belum bisa dibuktikan lebih jauh, varian ini disebut-sebut memiliki kemampuan penularan yang cukup tinggi.
Varian ini bahkan memiliki mutasi tambahan, yakni K417N. Kemunculan mutasi ini pun berefek pada protein lonjakan virus yang memungkinkan untuk menginfeksi sel-sel sehat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, gejala apa saja yang bisa dikenali dari varian baru Covid-19 ini?
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyebut gejala corona varian delta plus kemungkinan tak berbeda dengan varian lain Covid-19 yang lebih dulu terdeteksi.
Namun, gejala umum yang timbul, misalnya batuk dan pilek, pada varian delta plus disebut terlihat lebih jelas dan intensitas waktunya lebih lama.
"Gejalanya semua varian hampir sama cuma seperti delta atau kappa atau delta plus ini karena kemungkinan ya gejalanya lebih jelas," kata Dicky saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (28/7).
Tak hanya itu, corona varian delta plus ini disebut dapat membuat pasien menderita gejala dengan intensitas waktu yang lebih lama.
"Demam batuknya mungkin bisa lebih lama, tidak berhenti-berhenti. Manifestasi gejala klinisnya lebih jelas tapi memang tidak berbeda dengan varian lainnya. Hanya lebih jelas. Kemungkinan Delta Plus seperti itu," kata dia.
Kendati demikian, sejauh ini belum ada studi yang berkaitan varian delta plus ini.
Pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia, Budi Haryanto menambahkan tak bisa memprediksi sejauh apa kondisi yang dialami pasien saat terpapar varian delta plus ini.
Oleh karena itu, dia mengingatkan agar masyarakat tetap menjaga kondisi tubuh dan waspada agar tidak terpapar Covid-19, termasuk corona varian delta plus.
"Kalau gejala belum bisa dibedakan. Yang penting pencegahannya, disiplin dan tegas, kasus bisa ditekan dan menurun," kata Budi.
(tst/agn)