Pesenam artistik Simone Biles kembali bertanding di Olimpiade Tokyo 2020. Dia tak pulang dengan medali emas namun dengan medali perunggu di lehernya. Dia sempat menangis di podium.
Namun bukan karena menangisi emas yang tak didapatnya, tapi karena dia berhasil berdamai dengan dirinya dan masalah kesehatan mental yang sempat menderanya. Dia menemukan kembali hal yang jauh lebih berharga dan berkilau: dirinya sendiri.
Selain dirinya yang sudah kembali berkilau, Biles juga berkilau dengan leotard yang dipakainya. Leotard dengan warna khas bendera Amerika dan tambahan kristal-kristal swarovski yang berkilau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan cuma Biles, seluruh leotard tim pesenam AS memang dihiasi dengan kristal berkilau. Bukan sekadar hiasan, ada cerita dan makna di balik leotard buatan GK Elite.
Mengutip Time, Jeanne Diaz, desainer senior GK Elite, perusahaan pembuat seragam Olimpiade untuk wanita mengatakan bahwa leotard ini bertema Modern Warrior yang mencerminkan patriotisme, dinasti, dan keberanian.
"Wanita-wanita kuat ini... datang ke matras seolah-olah itu adalah medan perang mereka," kata Diaz.
"Mereka siap untuk pergi, siap untuk memperjuangkan medali emas ini dan saya ingin pakaian itu menonjolkan kekuatan para atlet ini."
Ada delapan varian leotard yang dibuat oleh perusahaan tersebut. Konsep ini dimaksudkan untuk membangkitkan sisi patriotisme dengan penggunaan warna bendera AS, merah, putih, biru.
Tak cuma itu, leotard ini juga dihiasi dengan lebih dari 7.00 kristal swarovski yang tersebar di bagian depan, belakang, dan lengan panjangnya.
"Di bawah lampu arena, baju ketat ini akan benar-benar menyala," kata Diaz.
"Sampai-sampai terlihat seperti ada baterai yang tersembunyi di suatu tempat."
Saat babak kualifikasi, sebuah inspirasi dari angkatan laut dengan bintang merah yang dipotong laser memercik ke seluruh tubuh dan lengan. Desain ini "seharusnya mewakili kembang api, Empat Juli dan seluruh hamparan Americana."
Sedangkan leotard yang terinspirasi dari dinasti bertujuan untuk memberi penghormatan kepada sejarah panjang pesenam juara Olimpiade AS, dari tim Magnificent Seven 1996 yang memenangkan emas tim utama AS.
Desain yang mewakili keberanian membangkitkan baju besi, dengan garis yang kuat dan pola yang rumit. Setelah mencoba salah satu desain ini untuk pertama kalinya, Jordan Chiles, pesenam Olimpiade AS lainnya mengaku merasa seperti seorang superhero.
(chs)