Pandemi Covid-19 hingga saat ini masih mewabah di hampir seluruh negara di dunia. Vaksinasi pun digencarkan demi memutus rantai penyebaran virus ini.
Untuk meminimalisir resiko tertular atau menulari Covid-19, setiap orang harus melakukan vaksinasi hingga dua dosis dengan rentang waktu vaksin yang berbeda-beda.
Bahkan, studi teranyar yang dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat menyebut seseorang yang tidak melakukan vaksinasi sampai dua dosis lebih rentan terkena reinfeksi atau terpapar kembali Covid-19 meski resikonya tak setinggi orang yang belum divaksin sama sekali.
Penelitian tersebut dibenarkan oleh Ines Atmosukarto, doktor molekuler dan biologi seluler dari Universitas Adelaide, Australia. Dia menyebut, ada risiko terpapar kembali Covid-19 bagi seseorang yang hanya melakukan vaksinasi dosis pertama lantaran imun di dalam tubuh belum terbentuk dengan sempurna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, sistem imun di dalam tubuh telah mengenali jenis virus tersebut, sehingga saat orang yang sudah divaksin terinfeksi Covid-19, maka gejalanya akan sangat minim atau tak bergejala sama sekali.
"Sistem imun kita sudah mengenal virusnya. Maka dia sudah siap dengan senjatanya. Sehingga penyakit yang terjadi lebih ringan atau mungkin tidak bergejala," kata Ines saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (9/8).
Sementara itu, Ahli virologi dariUniversitas Udayana(Unud), I Gusti Ngurah Kade Mahardika menyebut memang ada perbedaan yang cukup besar untuk seseorang yang telah divaksin dua kali, satu kali dan belum pernah divaksin sama sekali.
Perbedaan bagi seseorang yang hanya melakukan vaksinasi satu kali dengan yang telah divaksin dua kali ada pada kemampuan tubuh dalam memproduksi antibodi yang berguna untuk melawan virus tersebut.
"Kalau baru satu kali artinya respons sedikit dan cepat hilang, nah karena itu sekali lagi dengan divaksin dua kali resiko menderita penyakit berat jauh lebih rendah dibanding yang divaksin sekali," kata dia.
Meski begitu, Mahardika mengatakan bukan berarti vaksin dosis pertama tak berguna sama sekali. Hanya saja jika dibandingkan dengan orang yang belum mendapat vaksin, dosis pertama ini jauh lebih baik.
"Yang divaksin sekali pun juga akan lebih rendah (risiko terkena Covid-19) dibanding yang tidak divaksin. Jadi yang divaksin sekali ada gunanya, menurunkan risiko, tetapi risiko itu akan jauh lebih bagus kalau sudah divaksin dua kali," katanya.
"Yang saya tahu, dengan vaksin dua kali risiko untuk menderita infeksi berat jauh lebih rendah dibanding yang vaksin sekali," jelasnya.
(tst/chs)