Studi terbaru menunjukkan pandemi Covid-19 membuat kondisi anak di seluruh dunia semakin buruk. Penelitian yang dipublikasikan di JAMA Pediatrics ini menemukan depresi dan kecemasan pada anak dan remaja meningkat dua kali lipat dibandingkan sebelum pandemi.
Hasil penelitian ini didapat setelah peneliti mengulas 29 studi dengan total 80 ribu anak yang berusia 4-17 tahun. Rata-rata usia anak adalah 13 tahun. Studi ini melibatkan anak dari Asia, Eropa, dan Amerika.
Hasilnya, selama pandemi Covid-19, 1 dari 4 remaja secara global mengalami gejala depresi yang meningkat secara klinis. Sedangkan 1 dari 5 remaja mengalami kecemasan yang meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil dari analisis ini menunjukkan bahwa pandemi kemungkinan telah memicu krisis kesehatan mental global pada anak," kata peneliti dari University of Calgary, Sheri Madigan, dikutip dari CNN.
Studi ini juga menemukan anak-anak yang lebih tua mengalami dampak yang lebih parah. Menurut peneliti, kemungkinan hal ini ikut dipengaruhi oleh masa pubertas.
Anak perempuan juga menunjukkan tingkat depresi dan cemas yang lebih besar dibandingkan anak laki-laki.
Lihat Juga : |
Peneliti menyebut depresi pada anak ini ditandai dengan munculnya sejumlah gejala seperti terus menerus merasa sedih, hilang minat pada aktivitas, gangguan makan, dan gangguan tidur.
Sedangkan kecemasan pada anak ditandai dengan munculnya gejala berupa ketakutan dan kekhawatiran yang tak terkendali. Kecemasan ini meningkat lantaran anak cemas pada kesehatan dirinya dan keluarga.
Menurut peneliti, kesehatan mental anak yang memburuk dapat juga disebabkan oleh aktivitas yang terus berada di rumah, kurangnya aktivitas sosial, masalah keluarga, dan gangguan sekolah.
Lihat Juga : |
"Anak-anak dan remaja telah mengalami gangguan dan stres yang luar biasa selama pandemi, dan itu berdampak pada kesehatan mental mereka. Ketika masalah kesehatan mental ini berlanjut dan tidak ditangani dengan benar, dapat memiliki konsekuensi yang bertahan lama," kata Madigan.
Peneliti menyarankan agar orang tua dapat menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi anak di rumah untuk meningkatkan kesehatan mental anak.
Studi ini masih terus dilanjutkan untuk melihat efek pandemi pada anak dalam jangka panjang.
(ptj)