Banyak faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas seksual, termasuk ngompol. Buang air kecil yang tak tertahankan ini dikenal juga dengan istilah medis inkontinensia urine.
Inkontinensia urine adalah kondisi saat seseorang ingin buang air kecil terus menerus. Kondisi ini membuat mereka sulit menahan air kecil sehingga berujung ngompol.
Ketua Perkumpulan Kontinensia Indonesia (PERKINA) dokter Harrina Erlianti menyebut, inkontinensia bisa menimbulkan gangguan seksual, terutama pada perempuan muda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Harrina menjelaskan orang dengan inkontinensia umumnya merasa takut dan cemas masalah kesehatan yang dialaminya dapat mengganggu aktivitas seksual. Mereka takut jika tiba-tiba harus buang air kecil saat sedang di ranjang.
Alhasil, hasrat untuk berhubungan seksual pada orang inkontinensia menurun drastis. Saat keinginan seksual menurun, hubungan dengan pasangan bisa jadi tak harmonis.
"Belum apa-apa sudah takut, malu, akhirnya desire-nya (keinganan) terganggu," kata Harrina dalam kegiatan Virtual Media Education dengan tema 'Beser dan mengompol pada kelompok lansia dan laki-laki, normalkah?' Kamis (19/8).
Selain itu, inkontinensia urine juga dapat mengganggu aktivitas seksual. Saat terdapat rangsangan ketika sedang berhubungan, orang dengan inkontinensia urine kerap kerap merasa iritasi dan kesakitan.
Lihat Juga : |
"Karena saat ngompol terus bisa terjadi iritasi, dan itu akan membuat nyeri saat proses perangsangan terjadi. Gangguan nyeri itu sangat berpengaruh. Bisa dibayangankan kalau terjadi, mengompol (terus-menerus) itu bisa sangat nyeri yang akhirnya bisa berpengaruh pada keseluruhan aktivitas seksualnya," kata Harrina yang merupakan dokter spesialis urologi.
Sementara itu, Divisi Geriati KSM Ilmu Penyakit Dalam RSCM-FKUI sekaligus Pengurus Pusat PERKINA dokter Siti Setiati mengaku selama 30 tahun lebih praktik sebagai dokter, kerap menemukan pasien yang mengeluh tak ingin berhubungan seksual karena mengalami inkontinensia urine.
"Sampai ada yang tidak berani berhubungan seksual karena masalah bolak-balik ke toilet kalau mau berhubungan," kata dia.
Menurut Siti, gangguan ngompol ini kebanyakan dialami oleh pasien perempuan berusia muda.
Lihat Juga : |
"Kalau lansia, saya hampir tak menerima keluhan ini," katanya.
Pada laki-laki, kasus inkontinensia urine lebih jarang dijumpai. Kasus pada pria juga cenderung lebih ringan. Gangguan seksual pada laki-laki biasanya dipengaruhi oleh hormon dan bertambahnya usia.
"Ya (gangguan seksual) karena ada keseimbangan hormon yang juga turun, meski tak langsung berhubungan, gangguan ereksi juga bisa terjadi,"
kata Pengurus Pusat PERKINA dokter Nur Rasyid.
Jika Anda mengalami gangguan inkontinensia urine dan kerap ngompol, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. Mengobati inkontinensia urine dapat meningkatkan kualitas seksual.
(tst/ptj)