Pentingnya taman - dan kelangsungannya hingga saat ini - adalah karena keinginan Babur untuk dimakamkan di sana, di tanah kelahirannya, jauh dari dataran India yang panas.
Sebagai tempat peristirahatan terakhirnya, Bagh-e Babur menjadi tempat ziarah para penerusnya. Memoar mereka berisi deskripsi rinci tentang pekerjaan yang mereka biayai untuk memperindah makam.
Setelah runtuhnya kerajaan Mughal, dari sekitar tahun 1750, taman tersebut menjadi terabaikan. Litograf, foto awal, dan tulisan perjalanan dari abad ke-19 menunjukkan bahwa taman indah ini tidak terawat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat kekuasaan Amir Abdur Rahman Khan, penguasa pertama saat Afghanistan (memerintah 1880-1901), ia secara radikal mengubah taman lebih modern.
Perubahan besar terakhir terjadi pada masa pemerintahan Nadir Shah (1929-1933), yang menyisipkan gaya Eropa di taman.
Sepanjang Afghanistan berganti kepemimpinan, Taman Babur menjadi salah satu saksi bisu yang mampu bertahan saat perang dan kekacauan politik, hanya saja vegetasinya tidak serimbun dan seteduh dahulu kala.
Rencana awal untuk mendesain ulang Taman Babur dengan memperhatikan akar sejarahnya dicetuskan pada tahun 1970-an, tetapi situasi politik kembali bergejolak.
Baru pada tahun 2002 babak baru dalam pemeliharaan taman dimulai. Menyusul penemuan struktur dari era Mughal selama penyelidikan yang dilakukan oleh Institut Arkeologi Jerman (2002-2005), proyek rehabilitasi interdisipliner dari Aga Khan Trust for Culture memodelkan rekonstruksi taman kuno pada penelitian ini.
Tanggung jawab atas taman tersebut diserahkan ke tangan Afghanistan pada tahun 2008, dan sejak itu telah dikelola oleh lembaga independen.
Mengingat pentingnya sejarahnya, Taman Babur menjadi bagian dari Daftar Tentatif UNESCO untuk dimasukkan dalam Daftar Warisan Dunia pada tahun 2009.
Selain Taman Babur, sejumlah tempat bersejarah di Afghanistan yang telah masuk daftar yang sama ialah; Kota Herat (2004); Kota Balkh (2004); dan Band-E-Amir (2004).
Sementara itu, baru dua situs bersejarah di Afghanistan yang resmi masuk Daftar Situs Bersejarah UNESCO, yakni; Situs Buddha Bamiyan (2003) dan Menara Jam (2002).
Di tengah kondisi darurat Afghanistan yang dikuasai Taliban lagi saat ini, memori piknik dan bersantai di Taman Babur tentu saja bakal dikenang warga kota Kabul.
(ard)