Hari Asyura jatuh pada hari ke-10 pada bulan Muharram di kalender Hijriyah. Di hari ini Anda juga bisa melakukan tradisi bubur asyura.
Dalam kalender Gregorian, hari Asyura jatuh berbeda tiap tahunnya. Tahun ini, hari Asyura jatuh pada Kamis (19/8). Dalam Islam, hari Asyura merupakan salah satu hari di mana umat Islam bisa menjadikannya sebagai ladang amal.
Selain puasa sunnah, Muslim di sebagian wilayah Indonesia merayakan Asyura dengan tradisi bubur Asyura. Sajian ini lekat akan nilai kebersamaan dan keberagaman. Bubur biasanya diolah bersama dan kemudian dibagi-bagikan ke masyarakat. Beda wilayah, beda pula tradisi bubur Asyura di sana. Hal yang jelas membedakan adalah bahan-bahan yang digunakan untuk memasak bubur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di kalangan suku Banjar, Kalimantan Selatan, tradisi bubur Asyura dibuat dari beras dan campuran 41 jenis bahan lain. Sebanyak 41 bahan ini berasal dari sayuran, umbi-umbian juga kacang-kacangan misal, kangkung, jagung, kentang, wortel dan lain sebagainya. Bubur pun bakal jadi santapan saat berbuka puasa.
Berbeda dengan tradisi bubur Asyura di Cirebon, Jawa Barat. Melansir dari laman Nahdlatul Ulama Online, bubur Asyura dibuat dari beras, santan kelapa, dan gula aren sebagai pewarna alami.
Menurut KH Mukti Ali Qusyairi, penggunaan bahan-bahan ini membuat bubur identik dengan warna merah dan putih. Dua warna yang sarat akan makna kebangsaan.
Tradisi bubur Asyura pun juga terdapat di kawasan Sumatera. Masyarakat di Desa Tangkahan Durian, Brandan Barat, Sumatera Utara, bubur Asyura dibagikan pada anak-anak yatim piatu. Ini sekaligus bentuk amal dan menaikkan doa agar masyarakat desa terhindar dari marabahaya.
(els/chs)