Sebuah bunker yang dibangun oleh pasukan Jerman di utara Prancis selama Perang Dunia Kedua telah dipugar dan dibangun kembali sebagai hotel bawah tanah.
Pesisir utara Prancis masih dipenuhi dengan benteng yang ditinggalkan oleh tentara Jerman, yang membangun apa yang disebut Tembok Atlantik untuk mencoba menangkis serangan Pasukan Sekutu.
Di Saint-Pabu, di pantai Breton, bunker beton setengah terkubur di sepanjang pantai berpasir, di daerah yang pernah dioperasikan sebagai stasiun radar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serge Colliou membeli sebidang tanah di sekitar salah satu area tersebut, dan menghabiskan 18 bulan untuk menggali dan memugar bangunan seluas 400 meter persegi, mengubahnya menjadi tempat penginapan berkapasitas delapan orang, lengkap dengan bar dan ruang tamu.
"Kami mengadaptasi (bunker) sambil mempertahankan nuansa lamanya," kata Colliou, seperti yang dikutip dari REUTERS pada Senin (23/6).
"Kami ingin memberi bangunan itu kehidupan kedua, jadi kami tidak akan hidup di masa lalu selamanya. Kami menyelamatkan beberapa aspek, Anda tahu di mana Anda berada, ada petunjuk bersejarah, tapi ini juga bukan museum."
Kenangan perang di Bunker L479 termasuk artefak helm, senjata reproduksi dan tanda-tanda di dinding.
Tamu Jerman dan Prancis telah banyak yang bermalam di sana sejak hotel unik ini dibuka pada tahun lalu, kata Colliou.
Beberapa wali kota telah mencoba untuk memindahkan bunker dan sisa-sisa lainnya dari garis pantai, dengan kekhawatiran bakal berbahaya dan mengganggu kenyamanan wisatawan.
Lainnya, seperti di Saint-Nazaire, La Rochelle, Brest dan daerah lain telah mengambil langkah-langkah untuk memulihkan situs bersejarah.
"Kami mulai melestarikan bunker-bungker bersejarah itu dan itu adalah hal yang baik, tetapi kami tidak dapat menyelamatkan semuanya," kata Herve Farrant, seorang spesialis bunker dan penulis yang mulai mengeksplorasi struktur peninggalan perang ini sejak tahun 1980-an.