Radang jantung miokarditis dan perikarditis ramai dibicarakan karena dikaitkan dengan vaksin Pfizer dan Moderna. Namun, penelitian terbaru menunjukkan risiko miokarditis dan perikarditis lebih tinggi pada infeksi Covid-19 dibandingkan karena vaksin.
Studi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mendapati radang jantung lebih mungkin terjadi karena infeksi Covid-19 daripada karena efek samping vaksin.
Hasil penelitian ini didapat setelah peneliti menganalisis lebih dari 1,5 juta pasien Covid-19 dan dibandingkan 35 juta kelompok orang lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara keseluruhan, miokarditis jarang terjadi pada orang dengan dan tanpa Covid-19; namun, Covid-19 secara signifikan dikaitkan dengan peningkatan risiko miokarditis, dengan risiko yang bervariasi berdasarkan kelompok usia," tulis para peneliti, dikutip dari AFP.
Peningkatan risiko di antara pasien Covid-19 paling tinggi terjadi pada usia di bawah 16 tahun. Pada kelompok usia ini, peningkatan risiko miokarditis 37 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang dari kelompok usia tersebut yang tidak memiliki virus corona.
Lalu, diikuti oleh usia di atas 75 tahun, 65 hingga 74 tahun, dan 50 hingga 64 tahun.
Penyebab pasti miokarditis pada Covid-19 hingga saat ini tidak diketahui secara pasti. Namun, peneliti mengaitkan hal ini dengan infeksi virus pada jantung. Pada anak di bawah 16 tahun dikaitkan dengan sindrom inflamasi multisistem.
Studi CDC ini sejalan dengan studi lain yang diterbitkan pekan lalu di New England Journal of Medicine. Studi ini menyebut vaksin Covid-19 tiper RNA meningkatkan risiko miokarditis tiga kali lipat. Namun, Covid-19 justru meningkatkan risiko miokarditis 18 kali lipat.
CDC menyimpulkan bahwa manfaat vaksinasi Covid-19 lebih besar daripada risiko miokarditis yang disebabkan oleh vaksin, bahkan pada kelompok yang paling berisiko.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Sony Hilal juga memiliki pendapat yang serupa.
"Angka kematian karena miokarditis disebabkan vaksin jauh lebih kecil dibanding risiko kematian akibat Covid-19. Dokter spesialis jantung masih merekomendasikan vaksin untuk pencegahan," kata Sony kepada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
(ptj)