Jakarta, CNN Indonesia --
Puteri Indonesia Lingkungan, Putu Ayu Saraswati sadar betul cuaca panas Bali bisa begitu menyiksa. Namun ia punya senjata rahasia untuk mengusir panas di tubuh sekaligus memberikan kesegaran yakni cukup dengan menenggak loloh cemcem.
"Minuman ini ada efek menurunkan temperatur badan. Di Bali cukup panas, matahari sangat terik. Itu jamu yang luar biasa, bisa cooling down, tubuh lebih adem. Ini jadi minuman turis di Bali," kata Putu Ayu saat webinar 'Mengenal Jamu Nusantara' bersama BPOM, Rabu (8/9).
Loloh berarti jamu, sedangkan cemcem atau daun cemcem merupakan bahan utama minuman ini. Daun dengan nama Latin Spondias pinnata (Lf) Kurz ini adalah tumbuhan tropis dan biasa digunakan masyarakat Bali sebagai bahan minuman tradisional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari riset yang diterbitkan di jurnal Yoga dan Kesehatan pada 2020, daun cemcem memiliki banyak manfaat antara lain, meredakan panas dalam, meningkatkan nafsu makan, meringankan batuk, menurunkan tekanan darah, serta melancarkan buang air besar.
Ini baru satu jenis ramuan atau jamu asal Bali. Jika bicara dalam lingkup Indonesia, Anda akan sadar betapa banyak potensi yang dimiliki tiap daerah. Terlebih momen pandemi membuat orang melirik alternatif demi mendukung tubuh tetap sehat.
Terbukti dari pengamatan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), masyarakat ramai-ramai 'back to nature' atau kembali ke sesuatu yang alami salah satunya 'back to jamuj' Stok jamu atau ramuan herbal milik pelaku usaha kerap kosong. Artinya, tren 'back to nature' ini bisa jadi momentum untuk mengenalkan jamu lebih luas terutama pada generasi muda.
"Kekayaan alam kita hampir merata, sehingga perlu mengenalkan jamu Nusantara supaya masyarakat bisa mengenal jamu-jamu dari berbagai wilayah. Dari riset tumbuhan obat dan jamu 2017, ada 32ribu ramuan pengobatan tradisional, artinya ini sudah ramuan, didukung 2.848 spesies tumbuhan yang sudah teridentifikasi sebagai tumbuhan obat tradisional," kata Reri Indriani, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM mewakili Kepala BPOM Penny Lukito, dalam kesempatan serupa.
Apa Itu Jamu?
Mungkin yang terlintas dalam benak Anda bakal berkaitan dengan ramuan dari tumbuhan, bernuansa tradisional, hasil kepercayaan leluhur dan rasanya pahit, tidak enak.
Sebelum buru-buru memberikan penilaian, BPOM sudah memasukkan jamu dalam kelompok obat tradisional. Jamu memiliki pengertian obat tradisional yang memiliki khasiat berdasar pada pengalaman empirik.
Simak selengkapnya tentang jamu di halaman berikut.
Akademisi dari Fakultas Farmasi UGM, Profesor Suwijiyo Pramono, menjelaskan pengertian jamu bisa dibedah menjadi beberapa unsur, yakni:
- Berasal dari sumber daya alam asli Indonesia
Suwijiyo menjelaskan jamu adalah ramuan yang berasal dari sumber daya alam baik sumber daya hayati, sumber daya genetik, sumber daya mineral dan warisan budaya pengetahuan dan pemanfaatan jamu. Ini bisa berupa tumbuhan, hewan dan atau mineral asli Indonesia. Dia berkata asli berarti bukan sesuatu yang sifatnya introduksi atau dari luar lalu diadaptasikan semisal Echinacea, Bupleurum atau zaitun.
"Jati Belanda, ini buat pelangsing. Tapi kalau dilihat dari sejarahnya sesungguhnya ini dari Brasil, mungkin dari Suriname lalu orang Belanda yang bawa [ke Nusantara]. Dibilang asli, tetapi perlu ada penelitian," kata dia.
- Kental dengan kearifan lokal
Yang disebut jamu itu diolah atau diramu oleh masyarakat dan atau dunia usaha berdasarkan indikasi geografis, kearifan lokal, atau pengetahuan tradisional secara berkelanjutan serta lestari. Jamu tidak melulu diramu masyarakat saja. Industri atau pengolahan skala besar juga ada.
Kemudian ada kearifan lokal di mana cara pengolahan masyarakat setempat yang khas. Akar kuning, misal, herbal tradisional asal Kalimantan Tengah. Sebenarnya tumbuhan ini mengandung alkaloid berberin yang beracun. Namun masyarakat Dayak merebusnya dengan air payau sehingga tidak beracun.
Pemanfaatan jamu haruslah berguna bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat di bidang pangan, kebugaran dan kecantikan, pariwisata, budaya dan kesehatan.
"Herbal kaya vitamin dan mineral, menyegarkan badan, memelihara daya tahan tubuh. Jamu digunakan untuk memelihara kecantikan. Lalu bernuansa budaya sebab ada jamu atau ramuan khusus habis bersalin atau jelang pernikahan," tutur Suwijiyo.
- Aman, bermanfaat dan memenuhi syarat penggunaan
Bagaimana mengukur aman dan bermanfaat? Jamu digunakan sesuai data empiris, kemudian didasari pembuktian ilmiah mulai dari uji praklinis, uji klinis dan survei epidemiologi.
Jamu pun perlu memenuhi persyaratan penggunaan sesuai ketentuan peraturan perundangan jika diproduksi untuk dipasarkan. Sebaliknya, jika dikonsumsi sendiri, tidak harus mengikuti aturan perundangan.
Upaya Pelestarian Jamu
Potensi jamu Nusantara yang kaya belum diimbangi dengan dokumentasi dan pembuktian secara keilmuan. Kajian etnomedisin pun dirasa penting sebagai upaya dokumentasi sekaligus pelestarian.
"Jangan sampai berdasarkan info mulut ke mulut tanpa dokumentasi utuh. Ini juga diperlukan terlebih saat dikomersialisasikan perlu dokumen empiris untuk data dukung," kata Reri.
Profesor Marina Silalahi, periset sekaligus akademisi dari Prodi Pendidikan Biologi, Universitas Kristen Indonesia, menjelaskan tiap etnis memiliki kearifan lokal termasuk pengetahuan terkait cara menjaga kesehatan. Etnomedisin sendiri berasal dari kata 'ethno' atau etnis dan 'medicine' atau obat.
"Etnomedisin berarti kajian pengobatan tradisional. Ini relatif baru dibanding botani dan kedokteran. Dulu budaya menulis belum ada sehingga diwariskan lewat ukiran candi, ada Lontar Usada di Bali, lalu ada Jampi-jampi Jawi," kata Marina.
[Gambas:Infografis CNN]
Etnomedisin akan membantu masyarakat lebih mengenal potensi obat-obatan tradisional secara menyeluruh baik secara manfaat juga cara penggunaan yang tepat. Marina sendiri sempat beberapa kali riset di pasar-pasar tradisional di Sumatera Utara.
Ia dibuat kagum dengan ragam jenis herbal, cara warga memasarkan ramuan, juga metode penataan kios yang khas. Dari sini ia merasa bahwa perlu ada intervensi untuk mengenalkan serta mengembangkan potensi yang kaya ini.
"Saya anggap eksplorasi ini tidak akan pernah selesai. Kearifan lokal banyak sekali," imbuhnya.