Berikut jenis-jenis kontrasepsi menurut BKKBN beserta kelebihan dan kekurangan kontrasepsi.
1. Kondom
Alat kontrasepsi satu ini terbilang paling mudah ditemukan dan praktis digunakan. Selama ini kondom yang beredar di pasaran kebanyakan hanya untuk laki-laki, sedangkan kondom untuk perempuan masih cukup jarang ditemukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelebihan kondom sebagai alat kontrasepsi adalah mencegah kehamilan dan PMS, serta harganya murah.
Sementara kekurangannya, hanya sekali pakai, risiko bocor atau terlepas.
Spermisida biasanya berupa jeli, krim, membran atau busa mengandung bahan kimia untuk membunuh sperma. Spermisida akan diaplikasikan di dalam vagina sebelum penetrasi.
Plus, harga terjangkau dan mudah digunakan.
Minus, kurang praktis sebab ada yang perlu diaplikasikan 30 menit sebelum penetrasi, risiko iritasi, perlu digunakan bersama kontrasepsi lain (kondom), tingkat kegagalan mencapai 29 persen.
Metode penghalang ini diletakkan di dalam vagina untuk menutup leher rahim sehingga menghalangi sperma masuk. Diafragma bentuknya seperti cangkir tapi cekungannya tidak dalam. Umumnya digunakan bersama spermisida.
Sedangkan cervical cap bentuknya sama seperti diafragma tetapi ukurannya lebih kecil.
Plus, harganya terjangkau, untuk cervical cap bisa digunakan hingga 2 kali
Minus, pemasangan harus dilakukan dokter, harus dilepas saat haid, tingkat kegagalan mencapai 17 persen dan 30 persen pada cervical cap.
![]() |
IUD nonhormonal juga disebut IUD tembaga merupakan salah satu jenis-jenis kontrasepsi menurut BKKBN. Berikut kelebihan dan kekurangan kontrasepsi jenis IUD nonhormonal.
Alat kontrasepsi ini bisa bertahan hingga 10 tahun. Kelebihan IUD nonhormonal yakni perawatan tidak rumit dan tahan lama.
Sedangkan kekurangannya, seperti IUD hormonal ada risiko bergeser sampai keluar, bercak darah, biaya mahal juga IUD tembaga bisa mengakibatkan haid tidak lancar.
Berikut jenis-jenis kontrasepsi menurut BKKBN beserta kelebihan dan kekurangan kontrasepsi.
1. Sistem kalender
Metode kontrasepsi satu ini berbasis waktu kesuburan. Perempuan memiliki masa subur yakni jumlah hari dalam sebulan di mana peluang kehamilan sangat tinggi. Berangkat dari sini, hubungan seks dilakukan di luar masa subur. Kemudian jika ingin berhubungan seks di masa subur, bisa menggunakan alat kontrasepsi (kondom).
Plus: tanpa biaya atau alat, hanya perlu mengandalkan perhitungan masa subur.
Minus: rentang peluang kegagalan bervariasi 2-23 persen.
Masa menyusui bisa menjadi KB alami atau disebut Metode Amenore Laktasi (MAL). Saat menyusui, ibu memerlukan hormon untuk melancarkan produksi ASI. Rupanya hormon ini juga mencegah pelepasan hormon untuk ovulasi.
Plus: tidak memerlukan biaya atau alat apapun.
Minus: CDC menyebut perlu tiga kondisi agar MAL bisa dilakukan yakni, amenore (tidak mengalami menstruasi pascamelahirkan), menyusui sepenuhnya atau hampir sepenuhnya dan kurang dari 6 bulan setelah melahirkan. Kalau ada salah satu yang tidak terpenuhi, perlu bantuan metode kontrasepsi lain.
Metode kontrasepsi jangka pendek (Non-MKJP)
Kontrasepsi jangka pendek berarti kontrasepsi yang digunakan dalam waktu relatif singkat sehingga perlu pembaruan atau diganti misalnya kondom, pil KB dan suntik KB.
Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)
Menurut laman resmi BKKBN, MKJP digunakan untuk menunda, menjarangkan kehamilan serta menghentikan kesuburan yang digunakan dalam jangka panjang. Metode ini terbilang lebih rasional dan minim efek samping.
Adapun jenisnya antara lain:
- IUD
- implan, bentuknya batang kecil dari plastik, dipasang di bawah lapisan kulit lengan atas bagian dalam. Implan ini berisi hormon progesteron. Perempuan bisa kembali subur saat implan dicabut.
- tubektomi, operasi pengangkatan atau pemotongan saluran telur perempuan. Tindakan ini dilakukan ketika pasangan tidak menginginkan anak secara permanen.
- vasektomi, tindakan pada laki-laki guna mengikat saluran sperma sehingga air mani yang keluar tidak mengandung sperma. Metode ini tidak mengganggu ereksi.