Pada tahun 1800-an, alat kontrasepsi digunakan karena para suami kasihan terhadap istri mereka yang terlalu sering hamil. Faktor ekonomi juga jadi alasan.
"Pada masa itu, para suami melihat ibu yang hamil dan baru melahirkan kondisinya sangat lemah," kata Andon.
Saat itu, para suami menggunakan cara yang cukup ekstrem berkaitan dengan alat kontrasepsi. Mereka memasukan daun-daunan tertentu ke dalam vagina istrinya demi mencegah kehamilan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
"Atau mereka juga ada yang meminta istri minum ramuan dedaunan tertentu karena melihat kambing atau sapi tidak hamil saat memakan daun tersebut," kata Andon.
Dunia farmasi berhasil mengembangkan ramuan dan obat-obatan lain hingga menjadi pil KB.
Jika di negara lain alat kontrasepsi mulai dikenal sejak satu abad lalu, penggunaan alat kontrasepsi di Indonesia baru dikenal pada 1950-an.
Tak berbeda dengan para suami di luar negeri, alat kontrasepsi di Indonesia juga dimaksudkan untuk mencegah risiko kematian istri dan anak akibat terlalu sering hamil dan melahirkan.
Lihat Juga : |
"Alasan sama, nah yang pertama muncul di Indonesia itu jenis kontrasepsi Pil KB," kata Andon.
Saat ini pengguna alat kontrasepsi di Indonesia per Agustus 2021 sebanyak 1.009.527 orang.
"Ini di luar penggunaan kondom pria dan menyusui alami," kata Andon.
(ptj/ptj)