Jakarta, CNN Indonesia --
Alat kontrasepsi merupakan cara yang efektif untuk mencegah kehamilan. Namun, jika satu dan lain hal membuat Anda dan pasangan tak bisa menggunakan kontrasepsi, Anda bisa melakukan sejumlah cara untuk mencegah kehamilan saat berhubungan seksual.
Berikut cara berhubungan intim yang tidak mengakibatkan kehamilan tanpa alat kontrasepsi:
1. Hindari masa subur
Cara meminimalisasi peluang kehamilan dapat dilakukan dengan berhubungan seks di luar masa subur. Anda dapat memprediksi hari-hari di mana peluang kehamilan terjadi paling tinggi yakni di masa subur. Hindari hubungan seks di hari-hari tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa cara mengetahui masa subur antara lain: rhythm method, standart days method, cervical mucus methos, juga basal body temperature method.
- Rhythm method dilakukan dengan mencatat rata-rata siklus haid setidaknya selama 8 bulan terakhir, lalu tentukan rata-rata siklus haid terpendek dan rata-rata siklus haid terpanjang. Ambil contoh, rata-rata siklus terpendek 29 hari dan rata-rata siklus terpanjang 35 hari.
29-18 = 11
35-11 = 14
Artinya, jika siklus rata-rata 29-35 hari maka masa subur berada di hari ke-11 sampai hari ke-14.
- Standart day method yakni masa subur dihitung hari ke-8 sampai hari ke-19. Anda bisa menggunakan aplikasi pencatat menstruasi yang biasanya menyediakan prediksi waktu ovulasi dan masa subur.
- Cervical mucus method dilakukan dengan mengenali waktu ovulasi dari mukus yang keluar dari vagina. Di masa subur, mukus akan terlihat bening, licin dan kenyal seperti putih telur.
- Basal body temperature method dilakukan dengan termometer yang mengukur suhu tubuh basal. Saat ovulasi, suhu tubuh bisa naik hampir 1 derajat Celcius, kemudian disusul tanda lain seperti, payudara terasa bengkak, sakit punggung atau kembung.
Simak cara seks aman yang tak sebabkan kehamilan tanpa alat kontrasepsi di halaman berikut.
2. Optimalkan masa menyusui
Jika Anda belum haid setelah melahirkan, kemudian ditambah masa menyusui, sebenarnya peluang kehamilan terbilang kecil. Sherry Ross, spesialis kandungan di Women's Health Expert, Santa Monica, menjelaskan selama menyusui, hormon estrogen yang bertanggung jawab pada periode haid produksinya berkurang.
"Sebagai tambahan, hormon yang menstimulasi produksi ASI, prolaktin, juga mencegah ovulasi karena itu menghambat hormon FSH yang memicu ovarium Anda untuk tumbuh dan melepaskan telur," kata Ross mengutip dari Health.
3. 'Buang' di luar
Metode klasik satu ini kerap digunakan di mana penis ditarik dari vagina jelang ejakulasi. Memang ini bisa saja meminimalisir peluang kehamilan, tetapi Ni Komang Yeni Dhana Sari, dokter spesialis kandungan sekaligus CEO Klinik Health360, mengatakan tetap ada peluang itu tetap ada.
"Sebelum ejakulasi kan ada yang kita sebut semen atau cairan yang basah di penis, itu saja sudah mengandung sperma. Kalau kebetulan ada satu aja yang lincah banget, bentuknya sempurna, mobilitas bagus, tentu saja kemungkinan kehamilan cukup tinggi," kata Yeni pada CNNIndonesia.com pada Kamis (23/9).
Jika laki-laki bisa menarik penis tepat waktu, mungkin bisa mencegah kehamilan. Namun Yeni tidak menyarankan menggunakan cara ini.
4. Variasi aktivitas seksual
Aktivitas seksual tidak sebatas penetrasi atau penis masuk ke vagina. Menurut kamus Britannica, aktivitas seksual merupakan aktivitas apapun baik oleh satu orang maupun lebih dari satu orang yang menimbulkan gairah seksual.
[Gambas:Photo CNN]
Ada begitu banyak aktivitas seksual yang bisa dilakukan dan tetap meningkatkan keintiman dengan pasangan. Apa saja? Anda bisa melakukan ciuman, berpelukan, sentuhan-sentuhan di wilayah tubuh tertentu, mutual masturbation atau masturbasi bersama pasangan.