Jakarta, CNN Indonesia --
Masalah gigi berlubang tampaknya sepele tetapi jika dibiarkan akan menimbulkan dampak serius termasuk pada jantung. Kenapa bisa demikian?
Menurut Sri Hananto Seno, Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI), mulut merupakan 'pintu gerbang' berbagai macam hal baik itu makanan maupun minuman.
Dalam mulut juga berkembang biak mikroorganisme alami. Sisa makanan atau minuman yang tidak dibersihkan akan menambah mikroorganisme di mulut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ada makanan menempel di gigi, terjadi fermentasi setelah 24 jam, lalu ada proses kerusakan gigi dan bisa berlanjut sampai ke dalam gigi hingga masuk ke pulpa (rongga gigi)," jelas Seno dalam konferensi pers virtual bersama Pepsodent beberapa waktu lalu.
"Di dalam pulpa ini ada pembuluh darah. Kuman masuk ke situ, ke sirkulasi darah, bisa nanti akan masuk ke otak, jantung, ginjal, kulit. Ini sangat berbahaya. Harus dijaga dengan baik, jangan sampai mikroorganisme masuk ke sistem sirkulasi kita."
Berkaitan dengan jantung, BRM Ario Soeryo Kuncoro, pakar kardiologi dari RSJPD Harapan Kita dan Heartology CV Center Brawijaya Hospital Saharjo, mengamini bahwa kesehatan gigi dan mulut berhubungan dengan kesehatan jantung.
Saat ikut masuk ke aliran darah, kuman bisa menempel ke bagian jantung lalu menimbulkan kerusakan salah satunya endokarditis.
Apa itu endokarditis?
Endokarditis merupakan kondisi di mana terjadi proses radang akibat infeksi pada lapisan dalam dari jantung (endokardium). Umumnya endokarditis dipicu kuman yang masuk ke tubuh, khususnya dalam sirkulasi darah dan menempel di jantung.
Kuman bisa menempel pada jantung akibat berbagai faktor. Ario menjelaskan kuman bisa berasal dari mulut, penggunaan kateter vaskular berkepanjangan, penggunaan obat intravena, keganasan pada usus, endokarditis katup natif dan prostetik juga infeksi jaringan lunak.
"Pintu utama [kuman] ini dari mulut. Sepertiga sampai setengah kasus endokarditis di negara berkembang dipicu kuman dari rongga mulut," jelas Ario dalam kesempatan serupa.
Siapa yang berisiko mengalami endokarditis? Simak penjelasannya di halaman berikut.
Siapa yang berisiko mengalami endokarditis?
1. Penderita defek jantung atau defek septum ventrikel (VSD).
VSD biasanya juga disebut penyakit jantung bawaan di mana ada gangguan dalam proses pembentukan jantung dalam kandungan. Akibatnya, dinding antara bilik kanan dan bilik kiri jantung tidak menutup dengan sempurna.
2. Penyakit jantung katup dengan gangguan fungsi yang signifikan atau bermakna misalnya, katup jantung bocor. Kebocoran akan merusak lapisan jantung dan memudahkan penumpukan kuman.
3. Pengguna katup jantung buatan atau prostetik.
4. Masalah pada gigi dan mulut berat termasuk gigi berlubang.
5. Hemodialisis atau gagal ginjal kronis. Biasanya pasien gagal ginjal mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh sehingga rentan infeksi.
6. kateter atau alat infus pada pembuluh darah yang dipasang dalam jangka waktu lama atau berulang.
7. Sistem kekebalan tubuh lemah.
Seperti apa gejala endokarditis?
Ario mengatakan gejala endokarditis akan seperti gejala infeksi pada umumnya yakni demam. Namun demam akibat endokarditis akan berlangsung lama bisa sampai beberapa minggu.
Suhu tubuh yang demam tidak begitu tinggi dan diikuti badan lemah, berat badan turun tanpa diketahui penyebab pasti. Jika ada gejala-gejala ini, Anda patut curiga ini merupakan gejala endokarditis.
Sangat disarankan untuk mengecek ke dokter agar dilakukan USG jantung untuk memastikan. Semakin cepat deteksi dan penanganan akan semakin baik sebab endokarditis bisa mengancam jiwa. Mengapa? Ada beberapa risiko antara lain:
- kebocoran jantung
- gagal jantung
- stroke berat
- penumpukan nanah di jantung, otak, paru, ginjal atau organ lain di mana kuman menempel selepas dari jantung.
- pada pengguna katup buatan, kuman mudah menempel, timbul infeksi sehingga katup buatan bisa mudah lepas sehingga ada kebocoran.
[Gambas:Photo CNN]
Ario bercerita pasien bedah jantung akan selalu dikirim ke dokter gigi untuk mengecek sumber infeksi di gigi dan mulut meski bukan kasus endokarditis. Ini membuktikan betapa kesehatan gigi dan mulut sangat berkaitan dengan jantung.
"Kami khawatir bisa saja fokus infeksi di area rongga mulut. Infeksi kemudian mengarah ke jantung dan memicu endokarditis," imbuhnya.