5 Rekomendasi Kuliner Khas Singapura

Rekomendasi kuliner khas Singapura.

3. Zi char

Apalah arti kumpul-kumpul tanpa makan bersama? Seperti budaya Indonesia, Singapura pun memiliki tradisi makan bersama baik dengan teman maupun keluarga dan kerabat yang disebut dengan zi char.

Bersantap ala zi char berarti Anda bisa memilih berbagai macam hidangan seperti, Tofu Prawns, Butter Pork Ribs, Herbal Mee Sua, Beef Kway Teow, Braised Fish Head Claypot, Cereal Prawns dan Garlic White Pepper Crab. Hidangan-hidangan ini akan sangat bervariasi di tiap restoran.

Anda direkomendasikan untuk bersantap ala zi char di restoran Two Chefs Eating Place dan Kok Sen Restaurant. Untuk menu-menu halal, coba saja Mak's Place-The Hawkerant, Chai Chee Seafood Restaurant dan Jiak Modern Tzechar.

Chef Martin menyarankan untuk mengajak sebanyak mungkin kawan agar berkesempatan menyicip berbagai makan hidangan tanpa harus bikin kantong bolong.

4. Mi udang Hokkien

Mi udang Hokkien. (iStockphoto/Michael_at_isp)

Singapura pun punya kuliner mi. Anda patut menyicip Hokkien prawn mee alias mi udang Hokkien. Sesuai nama menunya, udang memang jadi salah satu elemen hidangan mi satu ini selain cumi, telur dan tauge.

Mi udang hokkien akan dimasak dengan bawang putih, kecap asin, juga yang tak kalah penting kaldu yang direbus bersama seafood.

Umumnya kaldu dibuat dari tulang babi dan kepala udang. Namun untuk hidangan halal, biasanya tulang babi diganti dengan tulang sapi atau hanya menggunakan kepala udang.

5. Fried carrot cake

Meski namanya mengandung unsur 'carrot' alias wortel, justru menu ini sama sekali tidak menggunakan bahan baku wortel. Sajian fried carrot cake justru dibuat dari lobak. Di Singapura, lobak disebut white carrot.

Lobak akan dikukus bersama adonan tepung beras lalu ditumis dengan bawang putih, daun bawang, telur dan lobak asin. Jika berkunjung ke Singapura, sebaiknya mampir menyicip fried carrot cake halal di Soon Lee Fried Kway Teow di Bedok Corner.

Di tengah pandemi virus Corona, perjalanan wisata masih dikategorikan sebagai perjalanan bukan darurat, sehingga sebaiknya tidak dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, terutama di daerah yang masih minim fasilitas kesehatannya.

Jika hendak melakukan perjalanan antarkota atau antarnegara, jangan lupa menaati protokol kesehatan pencegahan virus Corona, dengan mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik antarpengunjung. Jangan datang saat sakit dan pulang dalam keadaan sakit.