Siapa saja yang berisiko mengalami Long Covid Syndrome?
Tidak semua pasien Covid-19 yang sudah sembuh akan mengalami Long Covid Syndrome. Ada beberapa kelompok orang yang lebih rentan yakni,
1. Jenis kelamin perempuan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan ditemukan lebih berisiko dibanding laki-laki. Wirawan menjelaskan salah satu mekanisme yang dikhawatirkan mendasari timbulnya Long Covid adalah mekanisme autoimun. Sedangkan perempuan lebih rentan proses autoimun sehingga membuatnya rentan mengalami Long Covid Syndrome.
2. Usia di atas 50 tahun
Mereka yang berusia 50 tahun ke atas lebih rentan Long Covid. Meski ada kontradiksi bahwa usia 70 tahun ke atas malah risikonya lebih rendah. Long Covid pun dianggap mencapai puncak di usia 50-70 tahun.
3. Kondisi di awal infeksi
Riwayat infeksi akan turut menyumbangkan risiko Long Covid. Saat infeksi di awal terbilang berat sampai memerlukan perawatan di rumah sakit maka risiko Long Covid makin tinggi. Kemudian risiko juga meningkat saat gejala Covid-19 ada lebih dari 5 gejala terutama kelelahan, nyeri kepala, sesak napas, suara serak dan myalgia.
4. Etnis
Riset menyebut etnis turut berpengaruh. Terbukti etnis kulit putih lebih rentan Long Covid.
5. Komorbid
Komorbid tidak hanya memperberat infeksi tetapi juga memicu risiko Long Covid. Wirawan menyebut pasien dengan lebih dari 2 komorbid sebelum Covid lebih berisiko Long Covid daripada pasien yang tidak memiliki komorbid.
6. BMI
Pemulihan pascaCovid akan dipengaruhi indeks massa tubuh (body mass index). Mereka yang memiliki BMI kurang dari 30 kg/m2 tingkat pemulihan pascaCovid lebih baik daripada yang memiliki BMi lebih tinggi.
Apa saja tata laksana pasien Long Covid?
Pasien Long Covid akan menjalani pemeriksaan komprehensif meliputi, konsultasi status fungsional tubuh (quality of life), kondisi pernapasan, saraf, psikis (termasuk identifikasi depresi), kapasitas latihan juga risiko jatuh dan status keseimbangan (terutama pada pasien lansia).
Dari sini, akan dilakukan serangkaian tata laksana Long Covid.
- Rehabilitasi fisik, memulihkan kondisi fisik apalagi untuk pasien yang lama berbaring selama perawatan, pemulihan kondisi paru.
- Diet, perlu dukungan diet sehat dan seimbang. Penting untuk mencukupi kebutuhan makronutrien. Konsumsi suplemen vitamin tidak bersifat wajib.
- Manajemen kondisi sebelum sakit, mengecek penyakit-penyakit atau kondisi tertentu yang sudah ada sebelum Covid.
- Manajemen kondisi dan gejala spesifik, misalnya gejala sisa pada paru, kemudian jika ada gangguan jantung.
- Dukungan kesehatan mental dan sosial.
(els/chs)