Ilmuwan AS Raih Nobel Bidang Kedokteran Berkat Cabai

CNN Indonesia
Senin, 04 Okt 2021 19:00 WIB
Dua ilmuwan yang berbasis di Amerika Serikat, David Julius dan Ardem Patapoutian berhasil meraih Nobel bidang fisiologi dan kedokteran.
Dua ilmuwan yang berbasis di Amerika Serikat, David Julius dan Ardem Patapoutian berhasil meraih Nobel bidang fisiologi dan kedokteran.(Foto: ProtoplasmaKid/Wikimedia)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dua ilmuwan yang berbasis di Amerika Serikat, David Julius dan Ardem Patapoutian berhasil meraih Nobel bidang fisiologi dan kedokteran. Mereka mendapatkan penghargaan Nobel karena penemuan reseptor suhu dan sentuhan. Dalam penelitiannya, Julius menggunakan cabai.

Julius adalah seorang profesor di University of California, San Francisco. Dia lahir pada 4 November 1955 di New York. Sedangkan Patapoutian adalah profesor di Howard Hughes Medical Insitute di Scripps Research di La Jolla, California. Dia lahir di Lebanon pada 1967 lalu.

Mereka berhasil menjelaskan bagaimana mekanisme manusia merasakan suhu dan tekanan melalui impuls saraf.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"David Julius menggunakan capsaicin, senyawa pedas dari cabai yang menyebabkan sensasi terbakar, untuk mengidentifikasi sensor di ujung saraf kulit yang merespons panas," kata Majelis Nobel dalam sebuah pernyataan saat mengumumkan hadiah tersebut, dikutip dari CNN.

FILE - In this Sunday, Nov, 3, 2019 file photo, 2020 Breakthrough Prize in Life Sciences winner David Julius poses at the 8th Annual Breakthrough Prize Ceremony at NASA Ames Research Center on Sunday, Nov. 3, 2019, in Mountain View, Calif.  The Nobel Prize in the field of physiology or medicine has been awarded to U.S. scientists David Julius and Ardem Patapoutian. They were cited for their discovery of receptors for temperature and touch. The winners were announced Monday, Oct. 4, 2021 by Thomas Perlmann, secretary-general of the Nobel Committee. (Photo by Peter Barreras/Invision/AP, File)Foto: Peter Barreras/Invision/AP/Peter Barreras
David Julius

Sementara itu Patapoutian menggunakan sel yang sensitif terhadap tekanan untuk menemukan kelas sensor baru yang merespons rangsangan mekanis di kulit dan organ dalam.

"Penemuan ini membuka rahasia alam ... Ini menjelaskan pada tingkat molekuler bagaimana rangsangan ini diubah menjadi sinyal saraf. Ini adalah penemuan penting dan mendalam," kata Sekretaris Majelis Nobel dan Komite Nobel, Thomas Perlmann.

Professor Ardem Patapoutian of the Department of Neuroscience at Scripps Insitute, who won the 2021 Nobel Prize for Physiology or Medicine, poses in an undated photograph.  Courtesy of Ardem Patapoutian/Handout via REUTERS  NO RESALES. NO ARCHIVES. MANDATORY CREDIT. THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. THIS IMAGE WAS PROCESSED BY REUTERS TO ENHANCE QUALITY, AN UNPROCESSED VERSION HAS BEEN PROVIDED SEPARATELY.Foto: via REUTERS/ARDEM PATAPOUTIAN
Ardem Patapoutian

(ptj)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER