Mahasiswa UB Buat Krim Jerawat dari Kulit Durian

CNN Indonesia
Sabtu, 09 Okt 2021 10:50 WIB
Mahasiswa Universitas Brawijaya membuat krim jerawat dari kulit durian. Kulit durian disebut mengandung antibakteri yang mencegah jerawat.
Mahasiswa Universitas Brawijaya membuat krim jerawat dari kulit durian. Kulit durian disebut mengandung antibakteri yang mencegah jerawat.(Foto: iStockphoto/Torjrtrx)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kulit durian yang tajam biasanya langsung dibuang setelah menyantap buahnya. Namun, di tangan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), kulit durian diracik menjadi krim jerawat.

Mahasiswa UB membuat krim anti-jerawat dari kulit durian karena mengandung senyawa antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan jerawat.

Inovasi ini dibuat oleh lima mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (UB). Mereka adalah Nur Khasanah, Putri Ayu, Annindea Erza N, Dzurrotin Qurrota A, dan Dita Rahmaningtyas di bawah bimbingan dosen Zubaidah Ningsih AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nur Khasanah mengatakan kulit durian kaya akan senyawa anti bakteri seperti flavonoid, saponin, tannin, terpenoid, dan alkaloid. Kandungan ini membuat kulit durian lebih efektif mencegah jerawat dibandingkan tea tree oil yang banyak digunakan sebagai bahan krim jerawat ini.

"Krim anti-jerawat berbahan dasar limbah kulit buah durian ini lebih efektif dengan daya hambat sebesar 18,1 mm dibandingkan produk di pasaran yang mengandung tree tea oil dengan daya hambat 15,8 mm," kata Nur Khasanah, dikutip dari Antara.

Krim jerawat ini dibuat menggunakan ekstrak kulit buah durian. Pertama, kulit durian dipotong dan dibersihkan. Lalu, dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 60°C selama 2×24 jam. Setelah itu, kulit durian dihaluskan, diayak, dan diekstraksi.

Nur Khasanah menyebut krim anti-jerawat berbahan kulit durian ini dibuat menggunakan teknologi nanoemulsi. Teknologi ini mengekstrak kulit durian sehingga memiliki efek hidrasi.

"Teknologi nanoemulsi yang terdiri dari fase minyak dan air dengan ukuran droplet kurang dari 200 nm serta luas permukaan yang besar ini dapat memberikan efek hidrasi, sehingga meningkatkan permeabilitas kulit dalam penetrasi obat dan mengurangi risiko peradangan jerawat," tutur Nur Khasanah.

Selain itu, Putri Ayu mengatakan bahwa teknik mikrofluidasi dipilih untuk mendukung penggunaan teknologi nanoemulsi agar menghasilkan krim anti-jerawat dengan kemampuan penetrasi yang lebih baik.

(ptj)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER