Candi Gunung Kawi merupakan salah satu wisata spiritual di Bali. Candi yang terletak di Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali ini dibangun pada pertengahan abad ke-11 Masehi, pada masa Dinasti Udayana.
Candi ini menawarkan eksotisme bentuk candi yang tak biasa. Alih-alih berdiri kokoh sebagai sebuah bangunan di tengah lapang luas, candi ini justru berupa pahatan di dinding tebing batu padas di tepi sungai.
Pemandangan indah akan menyambut Anda saat memasuki area Candi Gunung Kawi. Sebelum tiba di bangunan candi, pelancong diharuskan menuruni ratusan anak tangga yang dimanjakan dengan lanskap hamparan sawah hijau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada sepuluh candi yang tersebar di tiga titik. Namun, yang paling terkenal adalah lima candi utama yang begitu perkasa berdiri di sisi timur Sungai Tukad Pakerisan. Dari jauh, strukturnya terlihat seperti gua-gua kecil di dinding tebing, di mana bangunan candi tersembunyi di dalamnya.
![]() |
Candi Ceto merupakan candi bercorak Hindu yang diduga dibangun pada masa akhir era Majapahit atau sekitar abad ke-15 Masehi. Candi ini berlokasi di Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa tengah.
Terletak di lereng Gunung Lawu, Candi Ceto juga dikenal sebagai 'candi di atas awan'. Betapa tidak, candi ini berdiri di atas ketinggian 1.496 mdpl. Di atas ketinggian, Anda bisa menyaksikan panorama Gunung Merbabu, Gunung Sindoro-Sumbing yang begitu apik. Tak heran banyak pelancong yang berburu foto di Candi Ceto.
Selain sebagai tempat wisata, Candi Ceto juga digunakan masyarakat pemeluk agama Hindu setempat untuk beribadah. Jangan kaget jika Anda menemukan banyak sesaji dan persembahan-persembahan lain di area candi.
![]() |
Candi Sukuh merupakan kompleks candi bercorak Hindu yang terletak di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Berada di lereng Gunung Lawu, Candi Sukuh berdiri di atas ketinggi 1.186 mdpl. Sama seperti Ceto, berada di ketinggian membuat panorama yang bisa disaksikan dari area Candi Sukuh tampak sangat eksotis.
Nama Candi Sukuh cukup kontroversial karena bentuknya yang tidak lazim. Candi ini berbentuk punden berundak yang lebih mirip dengan tempat pemujaan Suku Maya.
Selain itu, arca pada candi juga tampak berbeda dari candi yang lain. Arca di Candi Sukuh memperlihatkan unsur lingga atau alat kelamin pria dan yoni atau alat kelamin perempuan. Persatuan lingga dan yoni menjadi simbol penghasil energi yang menjadi fondasi dari seluruh penciptaan.
![]() |
Candi Dieng merupakan kompleks candi bercorak Hindu yang terletak di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Berada di ketinggian, Candi Dieng menawarkan panorama alam yang mempesona.
Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-7 hingga ke-8 Masehi. Semula, diperkirakan ada sekitar 400 candi di Dieng. Namun, saat ini hanya ada delapan bangunan candi yang tersisa.
Ketinggiannya yang berada di lebih dari 2.000 mpdl membuat candi ini begitu mempesona dengan suasana Dataran Tinggi Dieng yang sejuk. Kabut juga akan selalu menyelimuti kompleks candi ini di setiap pagi.
Di tengah pandemi Covid-19, perjalanan wisata masih dikategorikan sebagai perjalanan bukan darurat, sehingga sebaiknya tidak dilakukan demi mencegah penyebaran dan penularan Covid-19, terutama di daerah yang masih minim fasilitas kesehatannya.
Jika hendak melakukan perjalanan antarkota atau antarnegara, jangan lupa menaati protokol kesehatan pencegahan Covid-19, dengan mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak fisik antarpengunjung. Jangan datang saat sakit dan pulang dalam keadaan sakit.
(asr)