Porter, Profesi Kuno yang Hampir Punah di Istanbul

CNN Indonesia
Sabtu, 13 Nov 2021 13:20 WIB
Sebelum adanya teknologi mesin pengangkut dan ponsel, para porter sangat diandalkan dalam perdagangan di pasar-pasar Istanbul, Turki.
Sebelum adanya teknologi mesin pengangkut dan ponsel, para porter sangat diandalkan dalam perdagangan di pasar-pasar Istanbul, Turki. (AFP/OZAN KOSE)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hanya beberapa blok dari Grand Bazaar Istanbul, Turki, porter Bayram Yildiz menunggu gilirannya di gang gelap untuk mengangkat bale besar di punggungnya, hampir dua kali lipat berat badannya.

Beberapa orang lainnya ikut sibuk di sampingnya, mengambil tekstil dari sebuah truk dan membawanya ke toko-toko lokal sebelum matahari terbit, kepala mereka tertunduk dan lutut mereka ditekuk.

"Saya setengah Hercules dan setengah Rambo," canda pria 40 tahun yang berotot itu, mengklaim bahwa ia dapat membawa hingga 200 kilogram sekaligus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yildiz adalah salah satu dari ratusan pria porter, yang berkumpul sebelum fajar di jantung kuno ibukota komersial Turki, tradisi sejak zaman Ottoman.

Memanggul bawaan berisi pakaian dan kain, mereka bergerak dalam gerakan lambat melintasi jalan-jalan sepi sebelum kota bangun, beberapa menggerutu tentang nasib.

"Ini adalah pekerjaan terburuk, tetapi tidak ada lagi yang bisa dilakukan," kata rekan porter Osman, yang telah melakukan pekerjaan berat ini selama 35 tahun.

Sejarawan kota Necdet Sakaoglu mencatat puncak tradisi porter Istanbul pada awal 1800-an, ketika Sultan Mahmud II memerintah apa yang masih dikenal sebagai Konstantinopel.

Sebagian besar kuli (disebut "hamal" dalam bahasa Turki) saat itu adalah orang Armenia, yang mencerminkan sejarah multikultural metropolis yang berdenyut.

Saat ini, perdagangan terutama dilakukan oleh orang Kurdi dari provinsi Malatya dan Adiyaman yang beragam etnis, di mana beberapa generasi keluarga telah menjalin hubungan dengan para pedagang Istanbul.

"Para kuli ini mampu mengembangkan kepercayaan (dengan pemilik bisnis) sebelum ada ponsel," kata Sakaoglu.

"Karena struktur kota, struktur perdagangan dan topografi, kota tidak dapat berfungsi tanpa kuli."

Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...

Porter, Profesi Kuno yang Hampir Punah di Istanbul

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER