Studi: Kurang Tidur Bikin Jalan Kaki Tidak Stabil

CNN Indonesia
Minggu, 31 Okt 2021 15:57 WIB
Studi terbaru menemukan, kurang tidur membuat aktivitas berjalan kaki jadi tidak stabil.
Ilustrasi. Studi terbaru menemukan, kurang tidur membuat aktivitas berjalan kaki jadi tidak stabil. (CNNIndonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sering merasa kurang stabil saat berjalan kaki? Bisa jadi penyebabnya adalah kurang tidur.

Studi terbaru yang diterbitkan dalam Scientific Repots menemukan, kurang tidur membuat seseorang berjalan dengan kurang stabil.

Studi itu meneliti pengaruh hubungan antara kurang tidur dan gaya berjalan seseorang, termasuk juga kemampuan berjalan dan kebiasaan menghindari rintangan serta menjaga keseimbangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasilnya menunjukkan bahwa gaya berjalan bukan-lah proses yang otomatis, dan dapat dipengaruhi oleh kurang tidur," jelas Hermano Krebs, penulis studi sekaligus profesor neurologi di Fakultas Kedokteran Maryland University, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari CNN.

Dalam studinya, peneliti fokus pada mahasiswa yang mengalami kurang tidur kronis di University of Sao Paulo, Brasil.

ilustrasi susah tidurIlustrasi. Kurang tidur ditemukan mengganggu aktivitas berjalan kaki. (iStockphoto/estefanamer)

Para mahasiswa diminta mengenakan pelacak tidur selama 14 hari untuk merekam periode tidur dan bangun mereka. Rata-rata, para mahasiswa tidur selama 6 jam per malam.

Kemudian, setengah partisipan melakukan tes treadmill, di mana mereka diminta berjalan sambil mengikuti irama metronom. Dalam tes ini, partisipan harus menyelaraskan gerakan tumit dengan irama.

Hasilnya, tim peneliti menemukan kesalahan lebih besar yang dilakukan oleh mereka yang mengalami kurang tidur kronis.

"Mereka keluar dari ritme, mereka melewatkan bunyi bip dan secara umum tampil lebih buruk," kata peneliti.

Hasil berbeda kemudian ditunjukkan saat partisipan menambah jam tidurnya. Partisipan menambah jam tidur di akhir pekan, dan hasilnya cara berjalan kaki mereka ditemukan lebih baik dari sebelumnya.

Jalan Kaki Bukan Aktivitas Otomatis

ilustrasi jalan kakiIlustrasi. Ada beberapa hal yang memengaruhi cara berjalan kaki, termasuk salah satunya pola tidur. (iStockphoto)

Dulu, para ilmuwan berpikir bahwa berjalan itu adalah proses otomatis. Namun, studi ini menunjukkan bahwa ternyata pemahaman tersebut tak sepenuhnya benar.

Otak bereaksi terhadap isyarat visual atau pendengaran selama berjalan, menyesuaikan gaya berjalan untuk memperlambat atau mempercepat sesuai kebutuhan. Jalan kaki sambil mendengarkan musik, misalnya, tanpa sadar membuat Anda menyesuaikan langkah untuk menjaga irama.

"Konsep jalan kaki yang hanya merupakan proses otomatis bukan-lah cerita yang lengkap. Ada banyak pengaruh yang datang dari otak," ujar Krebs.

Untuk kekuatan otak yang optimal, orang dewasa perlu tidur setidaknya 7 jam semalam. Sementara anak-anak perlu 9-12 jam, sedangkan remaja perlu 8-10 jam tiap malam.

(els/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER