Waspada Kanker Payudara, Kenali Ciri dan Gejala Awalnya

Mayapada | CNN Indonesia
Selasa, 02 Nov 2021 09:43 WIB
ilustrasi kanker payudara. i(Stockphoto/spukkato).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang sering ditemukan di dunia dengan lebih dari satu juta kasus setiap tahunnya.

Selain itu kanker payudara menduduki posisi pertama sebagai penyebab kematian akibat kanker pada kaum wanita di dunia dan Indonesia. Diperkirakan angka kejadian di Indonesia adalah 12 per 100.000 wanita.

Penyakit ini juga dapat diderita kaum laki-laki dengan frekuensi sekitar 1 persen. Di Indonesia, lebih dari 80 persen kasus ditemukan pada stadium yang lanjut sehingga upaya pengobatan sulit dilakukan.

Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Mayapada Hospital Kuningan, dr. Iskandar, Sp.B (K) Onk mengatakan pada tahap awal kanker payudara, penderita biasanya tidak merasakan sakit atau tidak ada tanda-tandanya sama sekali.

Gejala yang timbul biasanya meliputi ada benjolan baru di payudara atau ketiak, penebalan dan pembengkakan pada payudara, iritasi atau timbul cekungan pada kulit payudara (dimpling), kemerahan pada kulit payudara dan kulit berkerut seperti kulit jeruk, puting tertarik ke dalam (nipple inversion) atau timbul nyeri pada area puting.

Kemudian keluarnya cairan dari puting selain ASI, termasuk darah, terjadi perubahan bentuk dan ukuran pada payudara, nyeri di setiap bagian payudara.

"Jika Anda menemukan gejala tersebut segera konsultasikan diri Anda ke Spesialis Bedah Onkologi," ujar dr. Iskandar dalam keterangan tertulisnya.

Dia menerangkan, ada beberapa faktor resiko timbulnya kanker payudara. Mulai dari faktor jenis kelamin (perempuan), penambahan usia, riwayat keluarga yang pernah menderita kanker payudara (khususnya pada usia muda), mewarisi gen yang meningkatkan risiko kanker payudara yaitu gen BRCA-1 dan BRCA-2.

Selanjutnya paparan radiasi, obesitas, mengalami menstruasi pertama pada usia sebelum 12 tahun, mengalami menopause pada usia lebih tua (lebih dari 55 tahun), memiliki anak pertama pada usia di atas 35 tahun, wanita yang belum pernah hamil, wanita yang melakukan terapi hormon post menopause, mengonsumsi makanan tinggi lemak dan minuman beralkohol.

"Kemudian riwayat menggunakan preparat hormonal seperti KB hormonal (pil, suntik, susuk) atau terapi hormonal misalnya terapi sulih hormon estrogen pada wanita yang menopause," katanya.

Sementara untuk faktor keturunan, sekitar 5-10 persen kanker payudara berhubungan dengan mutasi gen yang diturunkan dari ibu atau ayah. Mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 adalah yang paling signifikan meningkatkan risiko kanker payudara dan kanker rahim.

Rata-rata, wanita dengan mutasi gen BRCA1 memiliki kemungkinan hingga 72 persen untuk menderita kanker payudara sedangkan mutasi gen BRCA2 memiliki kemungkinan kanker payudara sebesar 69 persen.

"Jika Anda memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker payudara (ibu kandung, saudara kandung perempuan, anak perempuan), sebaiknya Anda melakukan screening sejak dini untuk memeriksa apakah Anda memiliki mutasi gen BRCA atau gen lain yang diturunkan dari keluarga," tambah dr. Iskandar.

dr. Iskandar melanjutkan, beberapa pencegahan bisa dilakukan. Membuat perubahan dalam kehidupan sehari-hari Anda dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara.

Pertama, lakukan pemeriksaan payudara secara rutin dimulai dari pemeriksaan mandiri yaitu SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Kemudian melakukan pemeriksaan SADARNIS (Periksa Payudara Klinis) ke dokter bila ditemukan adanya kelainan saat SADARI atau periksa berkala 1 - 3 tahun sekali di usia 20 - 30 tahun.

"Lakukan olahraga secara rutin minimal 30 menit setiap harinya. Diskusikan penggunaan terapi hormonal dengan dokter untuk mendapatkan dosis dan terapi yang tepat," ucapnya.

Terakhir, pertahankan berat badan ideal dan atur pola makan yang sehat seperti memilih lemak yang sehat, contohnya minyak zaitun, mentega dan ikan.

Adapun untuk pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosa kanker payudara meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan dengan mammografi yang disarankan untuk wanita berusia > 40 tahun, pemeriksaan USG Mammae yang disarankan untuk wanita berusia < 40 tahun.

"Lalu Biospsi yaitu mengambil sampel jaringan payudara untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium. Melalui pemeriksaan ini juga dapat diketahui jenis sel kanker dan stadium kanker," tambahnya.

Penentuan Stadium Kanker Payudara

Begitu dokter telah melakukan diagnosa kanker payudara, langkah selanjutnya adalah menentukan stadium kanker. Penetuan stadium ini berguna untuk menentukan prognosis dan pilihan terapi yang sesuai.

"Pemeriksaan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Stadium 0 mengindikasikan kanker belum menyebar ke jaringan sekitar, sedangkan stadium 4 mengindikasikan kanker telah menyebar (metastase) ke bagian tubuh lain," ucap dr. Iskandar.

Kemudian untuk terapi, pemilihan jenis terapi disesuaikan dengan jenis kanker, stadium, dan kondisi masing-masing pasien.
Kebanyakan pasien kanker payudara akan menerima satu atau lebih terapi seperti pembedahan.

Ada 2 jenis pembedahan, yakni Breast Conservation Surgery (BCS) atau disebut juga lumpektomi adalah pembedahan untuk mengangkat sebagian payudara yang terkena kanker dan sebagian jaringan sehat di sekitarnya. Pembedahan ini menjadi pilihan pasien kanker payudara stadium 1 dan 2.

"Pasien yang memilih prosedur ini tetap mempertahankan payudaranya tetapi pasien biasanya akan menerima terapi radiasi setelah pembedahan," ucapnya.

Selanjutnya pemedahan Mastektomi, yakni pembedahan untuk mengangkat selurah payudara. Prosedur ini biasanya akan diikuti dengan prosedur rekonstruksi payudara.

Di samping pembedahan, terapi lainnya, yakni terapi radiasi, target terapi, kemoterapi, imunoterapi, dan terapi hormone.

Sebagai informasi tambahan, Mayapada Hospital akan segera membuka unit di Surabaya tepat nya di Jl Mayjen Sungkono no.20 Surabaya Barat, Masyarakat Surabaya dapat mengunjungi rumah sakit tersebut untuk melakukan skrining rutin kesehatan.

Yuk, lakukan skrining rutin kesehatan penyakit dalam di Mayapada Hospital untuk menjaga kesehatan Anda dan keluarga.

#SelangkahLebihSehat dengan melakukan skrining rutin kesehatan. Oncology Center Mayapada Hospital menyediakan layanan komprehensif dan ditunjang dengan kolaborasi dokter multispesialis yang siap membantu mengatasi keluhan Anda.

(osc)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK