Studi: Obat Antibodi Monoklonal Regeneron Proteksi Covid 8 Bulan

CNN Indonesia
Rabu, 10 Nov 2021 08:44 WIB
Studi menunjukkan obat antibodi monoklonal yang dikembangkan Regeneron mampu memberikan proteksi terhadap Covid-19 hingga delapan bulan.
Studi menunjukkan obat antibodi monoklonal yang dikembangkan Regeneron mampu memberikan proteksi terhadap Covid-19 hingga delapan bulan.(Foto: iStockphoto/Bill Oxford)
Jakarta, CNN Indonesia --

Studi terbaru menunjukkan obat antibodi monoklonal yang dikembangkan oleh Regeneron mampu memberikan proteksi terhadap Covid-19 hingga delapan bulan. Obat antibodi monoklonal ini mengurangi risiko gejala Covid-19 lebih dari 80 persen.

Hasil ini didapat setelah peneliti menganalisis 842 orang yang menerima plasebo dan 841 orang yang menerima obat antibodi monoklonal. Obat dengan nama REGEN-COV ini memiliki dosis 1.200 mg yang disuntikkan di bawah kulit.

Peneliti memantau partisipan selama dua hingga delapan bulan setelah mendapatkan pengobatan. Selama masa tersebut, terdapat tujuh kasus Covid-19 pada kelompok perlakuan dan 38 kasus pada kelompok plasebo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak ada kasus rawat inap pada kelompok perlakuan dan terdapat enam kasus rawat inap pada kasus plasebo.

Peneliti menyimpulkan terdapat pengurangan risiko setelah mendapatkan perawatan tersebut hingga 81,6 persen.

"Satu dosis REGEN-COV memberikan perlindungan jangka panjang terhadap Covid-19, termasuk saat-saat berisiko tinggi dari paparan rumah tangga, dan dalam jangka panjang selama paparan yang lebih luas," kata presiden Regeneron George Yancopoulos, dikutip dari AFP.

Peneliti menyebut obat ini dapat berguna menjadi alternatif bagi orang yang tidak merespons terhadap vaksin Covid-19.

Sangat penting bagi mereka yang tidak menanggapi vaksin Covid-19 termasuk orang-orang yang kekebalannya terganggu," kata peneliti dari University of North Carolina, Myron Cohen, dikutip dari AFP.

REGEN-COV saat ini sudah disetujui di Amerika Serikat sebagai profilaksis setelah paparan pada individu berisiko tinggi. Saat ini, obat ini sedang menunggu persetujuan penuh.

Obat ini diracik berdasarkan dua antibodi monoklonal yang dibuat di laboratorium. Protein berbentuk Y akan menghentikan patogen di virus agar tidak menyerang sel manusia.

(ptj)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER