Itu adalah pemandangan yang menyakitkan bagi mantan warga Varosha seperti Pavlos Iacovou.
Keluarganya dulu memiliki hotel di sini sejak tahun 1948, tetapi mereka harus melarikan diri pada tahun 1974.
"Sangat sedih datang ke kampung halaman saya sebagai turis. Bahkan saya harus meminta izin untuk datang di kampung halaman saya sendiri," kata Iacovou, seperti yang dikutip dari Euronews.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nikos Karoulas berusia 12 tahun ketika keluarganya harus meninggalkan Varosha.
Setiap hari ia memimpikan kedamaian antara negara yang berkonflik di atas tanah Varosha.
"Saya pikir sangat utopis untuk mengharapkan bahwa segala sesuatunya akan kembali seperti semula," katanya.
Dalam sebuah wawancara dua puluh tahun sebelum invasi, penulis Yunani terkenal Nikos Kazantzakis mengatakan bahwa Famagusta adalah salah satu tempat terindah di Bumi.
"Saya sangat ingin kembali ke sana sebelum saya mati," kata Kazantzaki mengenai Varosha yang digambarkannya sebagai 'nostos', ungkapan berbahasa Yunani untuk 'keinginan untuk kembali ke rumah.'