Tontonan atau video porno kerap menampilkan adegan ciuman begitu dasyat dan berisik. Suara-suara kala bibir bertemu bibir seolah memiliki daya magis. Padahal untuk memperoleh suara itu, penggunaan mic atau boomer di dekat para aktor jelas dibutuhkan.
Tentu saja ini tidak akan terjadi di aktivitas ciuman sesungguhnya. Berusaha menciptakan suara menuntut Anda melakukan 'lebih'. Ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan canggung.
Sebenarnya suara-suara ini kadang tidak bisa dihindari, tapi bisa dikendalikan. Saat mulai timbul suara berisik, coba 'rem' untuk meminimalkan suara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anda tentu tidak ingin meninggalkan kesan bahwa si dia berciuman dengan sebatang kayu. Ciuman memang aktivitas yang melibatkan bibir hingga lidah. Namun bukan berarti kemudian tubuh berikut tangan jadi mematung. Sebaiknya, coba biarkan tubuh lebih 'cair' mengikuti ritme ciuman.
Menurut Bustle, ciuman sebenarnya makin menarik saat tangan perlahan menyentuh wajah pasangan. Anda pun bisa meraih bagian belakang kepala, mencengkram rambutnya atau menstimulasi area sensitif lain.
Tidak ada aturan yang menyebutkan bahwa ciuman hanya dilakukan di bibir atau area wajah. Anda mungkin sudah merasa puas 'mengobrak-abrik' bibir si dia. Cuma, apa permainan sudah cukup sampai di sini?
Biarkan bibir jadi stimulus untuk area-area tubuh lain seperti leher, tengkuk, telinga, dada, perut, lalu makin ke bawah hingga area genital. Mungkin Anda ingin sedikit 'nakal' dengan menciptakan ekspektasi akan titik-titik sentuh berikutnya semisal setelah area perut lalu area genital.
Namun Anda malah berbelok ke paha dalam. Ini menyebalkan tapi dijamin menambah keseruan di ranjang.
(els/agn)