Jakarta, CNN Indonesia --
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, sebuah pesawat Airbus A340 berhasil mendarat di Antartika.
Hi Fly, sebuah perusahaan penerbangan, berada di balik penerbangan yang dilakukan pada Selasa (2/11).
Hi Fly 801 lepas landas dari Cape Town, Afrika Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat itu ditugaskan oleh Wolf's Fang, sebuah kamp petualangan mewah di benua paling selatan di dunia, dan membawa persediaan yang sangat dibutuhkan ke resor.
Wolf's Fang adalah proyek baru dari perusahaan pariwisata Antartika White Desert.
Awak Hi Fly 801 (dan perjalanan pulangnya ke Cape Town dengan Hi Fly 802) dipimpin oleh Kapten Carlos Mirpuri, yang juga wakil presiden Hi Fly.
Secara keseluruhan, penerbangan pulang pergi, ditambah pemberhentian singkat di Antartika untuk menurunkan muatan memakan, waktu sekitar tiga jam dan menempuh jarak 2.500 mil laut.
Landasan es biru di properti Wolf's Fang ditetapkan sebagai bandara C Level, meskipun secara teknis bukan bandara.
 Untuk pertama kalinya dalam sejarah, sebuah pesawat Airbus A340 berhasil mendarat di Antartika. (Tangkapan layar web hifly.aero) |
Itu berarti hanya kru yang sangat terspesialisasi yang dapat terbang ke sana karena kondisi yang menantang.
"Semakin dingin semakin baik," Mipuri menjelaskan di log kaptennya.
"Grooving diukir di sepanjang landasan dengan peralatan khusus, dan setelah dibersihkan dan diukir, kami mendapatkan koefisien pengereman yang memadai; landasan sepanjang 3.000 meter, mendarat dan menghentikan A340 seberat itu di lapangan terbang itu tidak akan menjadi masalah."
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...
Meskipun "es biru" di Antartika sangatlah indah, hal ini juga dapat mengkhawatirkan bagi pilot karena memantulkan cahaya yang silau.
Mipuri menambahkan: "Refleksi cahaya pada es sangatlah luar biasa, dan kacamata yang tepat dapat membantu Anda menyesuaikan pengelihatan antara lanskap dan instrumentasi."
Penerbangan pertama yang tercatat ke Antartika adalah monoplane Lockheed Vega 1 pada tahun 1928, dikemudikan oleh George Hubert Wilkins, seorang pilot dan penjelajah militer Australia.
Dia lepas landas dari Deception Island di South Shetland Islands.
Proyek ini didanai oleh William Randolph Hearst, taipan penerbitan Amerika yang kaya.
Penerbangan eksplorasi singkat seperti ini bisa membantu para ilmuwan dan pembuat peta mendapatkan informasi penting tentang topografi Antartika.
Sampai hari ini, tidak ada bandara di "Benua Putih", tetapi ada 50 landasan pacu.
Australia dan Afrika Selatan hanyalah dua dari kekuatan global yang memiliki kepentingan di Antartika.
Seperti yang dicatat oleh situs web penerbangan Simple Flying, stasiun penelitian Rusia di Antartika menyelenggarakan setengah lusin penerbangan uji coba ke landasan es biru setinggi 914 meter antara 2019 dan 2020.
Penerbangan uji coba itu juga dilakukan oleh pesawat berbadan lebar.
Karena sebagian besar orang pergi ke Antarika melalui kapal, melihat pendaratan A340 di landasan es tentu saja dramatis -- dan berarti kemungkinan akan ada lebih banyak pendaratan seperti itu di masa depan.
[Gambas:Photo CNN]