Setelah melihat benda-benda arkeologi, kalian bisa bersantai sembari makan siang di Pantai Tanjung. Pantai ini berada di Kecamatan Bunguran Timur Laut. Dari museum, destinasi wisata ini bisa ditempuh dalam waktu 30 menit.
Sama seperti Pantai Batuh Kasah, pantai ini juga sepi dari pengunjung pada hari kerja. Tapi tenang, beberapa warung tetap buka. Pantai Tanjung memiliki garis pantai yang panjang. Ombaknya cukup tenang. Pas untuk
Warung-warung berjajar di tepi pantai. Terdapat beberapa menu makanan, mayoritas hidangan laut. Mereka juga menyajikan sejumlah minuman, termasuk kelapa muda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalian bisa menikmati makan siang sambil merasakan desiran angin laut. Pemandangan Gunung Ranai di sisi barat daya menjadi pelengkap.
Menurut pemilik warung, Pantai Tanjung baru ramai pada Sabtu dan Minggu. Warga dari beberapa kecamatan di Natuna memadati kawasan pantai.
![]() |
Menikmati matahari terbenam bisa dilakukan jika Anda terus bergerak ke utara, menuju salah satu geosite, Tanjung Datuk. Waktu tempuh dari Pantai Tanjung sekitar 45 menit.
Tanjung Datu berada di Kecamatan Bunguran Utara. Kita akan melewati beberapa pantai yang juga menjadi destinasi wisata warga lokal, seperti Pantai Sujung. Beberapa penginapan pun sedang dalam tahap pembangunan.
Natuna seperti sedang bersolek, menyambut kedatangan turis meski masih dalam masa pandemi Covid-19. Amat, sopir rental menyebut mantan pejat negara ada yang membeli puluhan hektare tanah di sisi timur pantai Natuna tersebut.
Sepanjang jalan banyak anjing berkeliaran. Namun, anjing-anjing tersebut tak galak. Di Natuna sepertinya lebih banyak anjing liar ketimbang kucing. Anda bakal disuguhkan pemandangan pantai di sisi kanan jalan, dan semak belukar di sisi kiri.
Tanjung Datuk merupakan bukit batu, dengan tebing menjorok ke pantai. Kendaraan Anda harus melewati jalan menanjak. Di atas bukit ini ada bangunan radar milik TNI AU. Selain itu ada villa milik warga lokal.
Terdapat juga musala yang dibangun dekat sebuah batu. Menurut Amat, batu tersebut adalah monumen penanda peristiwa tewasnya sejumlah prajurit TNI saat latihan beberapa tahun lalu.
Dari atas tebing Anda bisa melihat lautan lepas hingga Pulau Laut yang terletak di utara Pulau Bunguran. Hari itu, hanya kami yang berada di salah satu geosite Natuna. Kalian juga bisa bermain air di pantai yang letaknya di bawah bukit ini.
Anda harus menyusuri tebing batuan untuk sampai pantai. Sama seperti di dua pantai sebelumnya, kawasan ini memiliki ombak yang tenang. Pilih pergi pada hari biasa, agar pantai seperti milik pribadi.
Setelah matahari kembali keperaduan, Anda bisa menikmati malam di seberang Pantai Piwang, pusat keramaian di Kota Ranai. Saat itu, saya memilih menyambangi salah satu kafe favorit warga lokal di Jalan Soekarno-Hatta, Ranai.
Kafe ini bernama Hari Dah Sore atau dikenal warga dengan sebutan HDS. Lokasinya persis di sisi jalan, seberang Pantai Piwang. Kafe ini selalu ramai saat malam hari, bahkan sampai pengunjung antre untuk bisa makan di sana saat akhir pekan.
Tempat kongkow ini memiliki banyak pilihan makanan dengan harga bersahabat, di bawah Rp25 ribu. Dari kopi, es jeruk Pontianak, roti john, hingga nasi goreng.
Anda bisa menghabiskan sisa malam di tempat ini sembari menikmati suasan kota Ranai, sebelum kembali ke penginapan.