Mungkinkah Orgasme Tanpa Hubungan Seksual?

3. Mendengar bisikan

Siapa yang tidak 'gerah' saat si dia membisikkan sesuatu yang 'nakal' dekat di telinga? Mungkin tak harus bisikan si dia, saat Anda mendengarkan ASMR atau autonomous sensory meridian response seseorang yang makan keripik, tentu Anda tergoda untuk membuka sebungkus keripik di rumah. Ahli kandungan, Jennifer Landa berkata banyak content creator yang memberikan pengalaman virtual lewat suara.

Sebenarnya bisikan sama sekali bukan pengalaman seksual. Tak ada sentuhan atau rangsangan di area sensitif. Hanya saja sebagian orang bisa merasakan sensasi nyata di tubuh seperti 'kejut' listrik.

4. Perawatan di spa

Saat tubuh lelah, pijatan di kaki, punggung di salon atau spa benar-benar memberikan rasa nyaman. Sentuhan-sentuhan seperti ini memberikan peluang tubuh untuk orgasme.

Melansir dari Daily Mail, sensasi-sensasi serupa pun bisa Anda rasakan saat creambath di salon. Penata rambut akan memijat kulit kepala dan ada sensasi menggelitik yang menghantarkan pada orgasme.

5. Proses persalinan

Orgasme berpeluang terjadi saat proses persalinan. Christiane Northrup, ahli kandungan dan penulis 'Women's Bodies, Women's Wisdom', menjelaskan bayi keluar dari jalan lahir. Posisi ini mirip dengan sesuatu yang masuk ke vagina termasuk penis sehingga mengakibatkan orgasme.

"Dan persalinan itu sendiri diasosiasikan dengan perubahan hormonal yang sangat besar dalam tubuh, jauh lebih banyak prolaktin, jauh lebih banyak oksitosin, jauh lebih banyak beta-endorfin. Ini adalah molekul-molekul ekstasi," kata Nothrup mengutip dari ABC News.

6. Memikirkan orgasme

Cukup dengan memikirkan orgasme, seseorang bisa mengalami orgasme yang sesungguhnya. Ini bukan hoaks. Penyanyi Lady Gaga sempat mengaku bisa orgasme hanya dengan memikirkannya saja. Ternyata ini fenomena yang bisa dijelaskan secara saintifik.

"Pusat kesenangan di otak terkait dengan orgasme 'menyala' pada wanita yang menganggap dirinya mengalami orgasme dengan cara persis sama seperti pada wanita yang orgasme dengan cara konvensional," jelas Barry Komisaruk, salah satu penulis 'The Science of Orgasm.'