Mutasi sendiri jadi mekanisme virus untuk bertahan hidup. Diane Lukito Setiawan, dokter spesialis patologi klinik di Siloam Hospitals Surabaya, menjelaskan virus hanya bisa hidup lewat inang, dalam konteks SARS-CoV-2 berarti sel tubuh manusia.
Sistem imun tentu tidak diam saja dengan invasi virus dan melakukan perlawanan. Dari perlawanan sistem imun, virus melakukan mutasi.
"Tujuannya, pas menginfeksi, dia bisa meloloskan diri dari sistem imun. Ibaratnya dalam tubuh ada pintu masuk, pintu masuk ini bentuknya tetap dari antibodi berkat sekarang ada vaksin dan lain sebagainya, antibodi yang terbentuk misal bentuknya huruf Y. Nah kalau virus bentuknya X, dia enggak dikenali dan isa masuk ke tubuh," kata Diane dalam kesempatan serupa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mutasi bisa dicegah saat ada upaya pencegahan infeksi. Diane berkata saat virus dibiarkan menginfeksi manusia, maka tingkat mutasinya makin besar. Dia memberikan contoh, virus menginfeksi pasien A dengan infeksi pada pasien B, maka virus bertemu sistem imun tubuh yang berbeda dan mempelajarinya.
Ada cara-cara pencegahan yang bisa diterapkan antara lain 5M, 3T, juga vaksinasi.
"Cara-cara itu bisa kita terapkan untuk kita. Makin banyak orang terinfeksi, makin cepat virus bermutasi. Kalau kita bisa menghalangi infeksi, salah satunya dengan vaksin, dalam arti kalau virus masuk ada antibodi yang menghalangi," katanya.
Cakupan vaksinasi di Indonesia memang terbilang masih jauh dari target untuk mencapai herd immunity. Namun Diane berkata, jika berkaca dari kasus varian Omicron dan kejadian di Afrika Selatan, di sana cakupan vaksinasi baru 22 persen.
Sementara kenaikan kasus begitu cepat dari 3 ribuan di 26 November, menjadi 8 ribuan di 1 Desember dan 11 ribuan di 3 Desember.
Dia optimistis Indonesia bisa memerangi virus asal ada kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Kendor protokol kesehatan sama saja mengulang sejarah kenaikan kasus begitu tinggi beberapa waktu lalu.
"Pelajaran dua tahun ini, kita tarik kesimpulan biar enggak mutasi, efektivitas vaksin jalan lebih lama gimana.Jangan sampai populasi yang terkena main banyak. Virus belajar kalau pertahanan tubuh orang ini gini, oh saya ubah ininya. Virusnya saja pintar, orangnya kenapa mau mengulang hal yang sama," ujarnya.
(els/chs)