Studi: Covid-19 Bisa Picu Masalah Autoimun
Studi terbaru menunjukkan infeksi Covid-19 dapat memicu masalah autoimun di kemudian hari. Gangguan autoimun ini muncul setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Studi yang dipublikasikan di Journal of Translational Medicine ini menemukan permasalahan autoimun pada petugas kesehatan yang terinfeksi virus corona.
Peneliti menganalisis 177 petugas kesehatan yang telah pulih dari Covid-19 dan mendapati bahwa semunya memiliki autoantibodi yang kuat, beberapa di antaranya menyebabkan kerusakan organ dan jaringan. Kondisi ini bahkan terjadi pada Covid-19 dengan gejala yang ringan.
Lihat Juga : |
Jika antibodi normalnya akan melawan virus yang menyerang tubuh, pada autoantibodi yang tinggi yang diserang adalah organ atau tubuh sendiri.
Penelitian ini juga menemukan bahwa respons autoantibodi ini cenderung terjadi pada laki-laki yang terinfeksi Covid-19 bergejala. Sebaliknya, pada perempuan, reaksi ini cenderung dialami perempuan yang mengalami Covid-19 tanpa gejala.
"Hasil kami mengungkapkan bahwa infeksi SARS-CoV-2 sebelumnya, bahkan tanpa adanya penyakit klinis yang parah, dapat menyebabkan respons AAB (autoantibodi) yang luas yang menunjukkan pola prevalensi dan selektivitas antigen spesifik jenis kelamin," tulis peneliti di kutip dari BMC.
Menurut peneliti, temuan ini menunjukkan tambahan bukti efek Covid-19 yang berkepanjangan. Namun, perlu lebih banyak bukti dan penelitian untuk mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap mengenai masalah ini.
Sejumlah penelitian sebelumnya menemukan bahwa gejala Covid yang berkepanjangan atau long Covid dapat berupa kelelahan, sulit konsentrasi, sesak napas, dan kehilangan penciuman.
Untuk mencegah Covid-19, setiap orang disarankan untuk mendapatkan vaksinasi dosis lengkap. Vaksinasi dapat menurunkan risiko penularan dan sakit parah. Selain itu, setiap orang juga harus menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.
(ptj)